Kamis, 10 Agustus 2006

117) Kemana Iblis membawa Yesus?


117) Kemana Iblis membawa Yesus ?  
a. Ke bubungan bait Allah lalu ke atas gunung (Matius 4: 5-8)  
b. Ke atas gunung lalu ke bubungan bait Allah (Lukas 4: 5-9)  

JAWAB :  
Matius 4:5-11  
4:5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,  
4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."  
4:7 Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" 
4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,  
4:9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."  
4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"  
4:11 Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.  
versus  
Lukas 4:5-13  
4:5 Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.  
4:6 Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.  
4:7 Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."  
4:8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan,  
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"  
4:9 Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, 
4:10 sebab ada  tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau,  
4:11 dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."  
4:12 Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"  
4:13 Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.  

Matius 4:5-10 menempatkan anjuran untuk meloncat dari bubungan Bait Allah sebagai yang kedua di antara tiga pencobaan yang dihadapi Yesus Kristus, sedang tawaran untuk mendapat seluruh kerajaan dunia sebagai pencobaan ke-3. Lukas  4:5-12 menempatkan tawaran akan kerajaan dunia sebagai pencobaan nomor 2, sedang melompat dari bubungan sebagai nomor 3. Di  sini kita menghadapi ketidakcocokan dengan jelas. Bagaimana kita menjelaskan hal ini ? Dapat dimengerti bahwa hal ini merupakan salah satu dari 
pertanyaan  tuduhan yang sering diperdebatkan yang dikemukakan di berbagai diskusi mengenai kisah-kisah Sinoptis yang berkaitan dengan kehidupan Yesus Kristus di dunia. Namun, ini sebenarnya tidak unik, karena  masalah-masalah serupa muncul dalam kaitan dengan pengutukan terhadap pohon Ara dalam Matius 21:18-19 (lihat Kontradiksi  sebelumnya). Demikian juga, bandingkan ayat mengenai "tongkat" dalam Markus 6:8 ("kecuali tongkat") dengan Matius 10:10 dan Lukas 9:3 ("jangan membawa tongkat"). Pada masing-masing 
kasus itu muncul berbagai perbedaan teknis karena tujuan khusus dari para penulis Injil Sinoptis saat mereka memberikan gambaran mengenai Yesus menurut versi mereka.  

Dalam hal urutan yang berbeda antara pencobaan yang kedua dan ketiga, sebagaimana dicatat oleh Matius dan Lukas, kita perlu memperhatikan kata keterangan dan kata sambung yang dipakai oleh mereka masing-masing waktu menceritakan episode tersebut. Dalam Injil Matius, ada penekanan yang lebih nyata terhadap
urutan-urutan dua pencobaan tersebut dibandingkan dengan Injil Lukas. Matius 4:5 mengatakan  "Kemudian"  (Yunani "tote") Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait 
Allah" :  
Kemudian  Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,  
KJV, Then the devil taketh him up into the holy city, and setteth him on a pinnacle of the temple,  
Translit Interlinear,  tote {kemudian}  paralambanei {membawa} auton {Dia} ho diabolos {iblis} eis {kedalam} tên hagian {suci} polin {kota} kai {dan} istêsin {menempatkan} auton {Dia} epi {diatas} to 
pterugion {bubung} tou hierou {bait suci}  

Setelah Yesus menolak menjatuhkan Diri-Nya dari sana, seperti yang dianjurkan Iblis, kita baca "Dan Iblis membawa-Nya "pula" (Yunani, "palin") ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia".  

Matius 4:8 
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,  
KJV, Again, the devil taketh him up into an exceeding high mountain, and sheweth him all the kingdoms of the world, and the glory of them;   
Translit Interlinear,  palin {pula}  paralambanei {membawa} auton {Dia} ho diabolos {iblis} eis {ke} horos {gunung} upsêlon {tinggi} lian {sangat} kai {dan} deiknusin {memperlihatkan} autô {kepada Dia} pasas {semua} tas basileias {kerajaan-kerajaan} tou {di} kosmou {dunia} kai {dan} tên doxan {kebesaran} autôn {mereka}  

Dua kata keterangan "tote" dan "palin", kelihatan benar-benar sangat spesifik  –  begitu spesifik sehingga seandainya pencobaan kedua dan pencobaan ketiga  tidak menempati urutan tersebut maka Matius pasti telah keliru.  

Tetapi dalam Injil Lukas, kata sambung sederhana "kai" ("dan";  LAI  menterjemahkannya dengan "kemudian") adalah satu-satunya kata yang memasukkan pencobaan kedua yang disebutkan (tawaran akan kerajaan dunia). Demikian juga pencobaan ketiga (meloncat dari bubungan) hanya diajukan dengan kata sambung "kai":  

Lukas 4:5  
Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,  
KJV, And the devil, taking him up into an high mountain, shewed unto him all the kingdoms of the world in a moment of time. 
Translit Interlinear,  kai {dan}  anagagôn {membawa naik} auton {Dia} ho diabolos {iblis} eis {ke} horos {gunung} upsêlon {tinggi} edeixen {ia memperlihatkan} autô {kepada-Nya} pasas {semua} tas basileias {kerajaan-kerajaan} tês oikoumenês {dunia} en {dalam} stigmê {sesaat} chronou {waktu}  

Lukas 4:9  
Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah,  
KJV, And he brought him to Jerusalem, and  set him on a pinnacle of the temple, and said unto him, If thou be the Son of God, cast thyself down from hence:  
Translit Interlinear, kai {dan} êgagen {ia mengantar} auton {Dia} eis {ke} ierousalêm {yerusalem} kai {dan} estêsen {menempatkan} auton {Dia} epi {diatas} to pterugion {bubung} tou hierou {bait suci} kai {dan} eipen {berkata} autô {kepadaNya} ei {jika} ho huios {Anak} ei {Engkau adalah} tou theou {Allah} bale {lemparkanlah} seauton {diri-Mu} enteuthen {dari sini} katô {ke bawah}  

Apa yang ditulis oleh Lukas tidak begitu tegas menempatkan suatu urutan peristiwa, sebagaimana Matius menulisnya (bandingkan pemakaian kata "tote" dan "palin").  Ini mirip dengan seseorang yang kita tanyai : "apakah Anda sudah sarapan?" Dan ia menjawab "sudah, secangkir teh dan roti". Padahal dia disuguhi dulu roti dan kemudian baru teh. Namun ia menyebutkan dulu "secangkir teh" baru kemudian menyebutkan "roti", karena yang pertama terpikir olehnya adalah teh, karena barangkali dia lebih menyukai minum teh daripada makanan utamanya.  

Dapatkah  jawaban dari orang ini kita persalahkan karena situasi-situasi ini? Nyaris tidak bisa! Begitu juga Lukas tidak bisa dipersalahkan karena membalik urutan tersebut dari sudut kronologis untuk memenuhi urutan gagasannya, jika memang dia yang telah membalik urutan tersebut, dan bukan Matius.  

Dari bukti dua kata keterangan yang disebutkan di  atas, kita secara logis bisa menyimpulkan bahwa Matius mengikuti urutan historis ketika menempatkan kejadian di  atas bubungan mendahului kejadian di puncak gunung. Tetapi, bagi Lukas, mungkin terdapat urutan yang lebih logis menurut pandangannya dengan menempatkan pencobaan tentang mengambil jalan pintas yang cepat menguasai dunia sebagai tahap yang cocok untuk berada di tengah di  antara pencobaan-pencobaan yang berurutan, mulai dari yang ringan sampai ke yang berat itu, dan bukan peragaan kekuatan adikodrati yang membentuk suatu klimaks di depan kumpulan besar umat yang sedang beribadah di Bait Allah di Yerusalem.  

Bahwa Lukas, dianggap kurang tepat dalam menyajikan urutan kronologis dibanding dengan Matius mungkin kelihatan mengejutkan, sebab biasanya Lukas adalah yang paling teliti di antara semua penulis Injil Sinoptis kalau mengenai urutan yang benar. Tetapi, dalam pasal yang khusus ini tampaknya dia  lebih suka memilih urutan bersifat antisipatif dengan maksud memberikan efek dramatis. Ini sangat jelas dikemukakan oleh episode berikutnya : kedatangan Yesus ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Merupakan perkembangan yang sangat menonjol bahwa segera setelah Dia melewati tantangan berupa peperangan rohani melawan Iblis (Lukas 4:1-13), jadi dengan demikian membuktikan keperkasaan-Nya sebagai Mesias, Yesus pasti mula-mula kembali kepada umat-Nya sendiri di Nazaret. Tetapi, di sana Dia menemukan ketidakpercayaan dan penolakan terhadap diri-Nya dan bahkan nyawa-Nya terancam sebelum Dia akhirnya berangkat menuju Kapernaum.  

Yang sangat penting di tengah Dia menyampaikan khotbah di rumah ibadah di Nazaret, Yesus mengutip orang banyak tersebut bersungut-sungut terhadap-Nya:"Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!"  (Lukas 4:23). Tetapi yang menarik dari ucapan ini ialah bahwa sampai dengan waktu itu Lukas sama sekali tidak menyebut tentang Kapernaum, namun orang banyak yang ada di  hadapan Yesus telah mendengar mujizat-mujizat yang telah dilakukan di sana. Sesudah Dia menghindar dari huru-hara yang timbul karena khotbah-Nya barulah Yesus kembali ke Kapernaum yang sudah mulai Dia pakai sebagai markas-Nya. Di sana, Yesus diterima dengan lebih hangat serta lebih dihargai daripada di Nazaret (Lukas 4:31-32), dan disanalah Dia melakukan mujizat-mujizat yang luar biasa berupa menyembuhkan orang yang dirasuk setan di rumah ibadah mereka (Lukas 4:33-37) dan juga menyembuhkan ibu mertua Petrus yang terbaring sakit diambang kematian karena demam  yang keras (Lukas 4:38-39). Bisa jadi penyembuhan-penyembuhan khusus ini dilakukan sesudah Yesus mengunjungi Nazaret; tetapi berdasarkan ayat 23 tidak dapat disangsikan bahwa Yesus sudah pernah berada di Kapernaum dan telah melakukan beberapa mujizat luar biasa di  sana  sebelum  Dia pergi ke Nazaret (bandingkan dengan Lukas 4:14-15). Meskipun demikian, Lukas baru menyebut nama Kapernaum  sesudah  kejadian Nazaret. Keuntungan yang dia peroleh dari perbedaan yang besar antara dua kota ini mungkin telah mendorongnya untuk dalam kasus inipun Lukas tidak menulis suatu peristiwa berdasarkan urutan kronologis waktu, sebagaimana peristiwa pencobaan yang dialami Yesus di padang gurun. Dengan demikian, tidak ada kontradiksi.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar