Sabtu, 28 Juni 2003

16) Berapa jumlah orang buta yang bertemu Yesus di Yerikho?

16) Berapa jumlah orang buta yang bertemu Yesus di Yerikho?
a. Dua orang buta (Matius 20:29-30).
b. Hanya satu orang buta saja (Markus 10:46).

JAWAB : Kategori : salah mengaitkan cerita yang satu dengan yang lainnya)

Matius 20:29-30
"Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya keluar dari Yerikho, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Ada dua orang buta (duo tuphloi) yang duduk di pinggir jalan mendengar, bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru: 'Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!'"

Markus 10:46,
"Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan."

Naskah Yunani TR: kai erkhontai eis hierikhô kai ekporeuomenou autou apo hierikhô kai tôn mathêtôn autou kai okhlou hikanou huios timaiou bartimaios ho tuphlos ekathêto para tên hodon prosaitôn.

Masih ada satu ayat lagi:
Lukas 18:35,
"Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta (tuphlos tis) yang duduk di pinggir jalan dan mengemis."

Kisah di atas mencakup dua lokasi dan dua peristiwa berbeda karena ada dua kota Yerikho, yang pertama adalah kota tua Yerikho dan yang satu lagi adalah kota Yerikho yang dibangun oleh raja Herodes. Dua orang buta dalam Matius dijumpai oleh Yesus Kristus saat Dia keluar dari kota tua Yerikho dan saat Dia mendekati kota Yerikho yang satu lagi -- Lukas menulis eggizein dari eggizô, artinya menghampiri, meraih, menjangkau, saat itulah Yesus Kristus menyembuhkan seorang lagi yang bernama Bartimeus.

Yerikho adalah sebuah kota di lembah Yordan. Kira-kira 12 kilometer sebelah utara laut Mati. Kota Yerikho dari PL yang disebut kota tua Yerikho ditempatkan pada bukit puing-puing Tell Es-Sultan. Herodes Agung membangun sebuah Yerikho baru sebagai tempat tinggalnya di musim dingin (sekarang Tulul Abu El-'alayik) di sebelah barat-daya kota yang tua, pada tempat keluarnya wadi Kilt.

Tidak ada kontradiksi. Matius 20:29-30 menjelaskan masalah ini; begitu Yesus meninggalkan Yerikho memang ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan. Jika memang ada dua, maka paling tidak memang ada satu yang bisa diceritakan. Satu yang paling difokuskan oleh dua ayat lainnya adalah yang bernama Bartimeus. Keduanya berteriak (Matius 20:29-30). Tetapi, Markus dan Lukas hanya berfokus pada si Bartimeus, mungkin karena dialah yang berteriak paling kuat dan paling bertekad kuat untuk disembuhkan, tekad ini sangat penting diperhatikan karena Allah mau supaya kita gigih menyampaikan kebutuhan kita kepada-Nya.

Jumat, 06 Juni 2003

15) Kesaksian Yesus tentang dirinya, benar atau tidak benar?

15) Kesaksian Yesus tentang dirinya, benar atau tidak benar?
a. Tidak benar (Yohanes 5: 31).

b. Benar (Yohanes 8:14).


JAWAB : (Kategori :
salah memahami konteks historis )

Yohanes 5:31-32

Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.


Versus :


Yohanes 8:14-19

8:14 Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku i
tu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi.
Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi.
8:15 Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun,

8:16 dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.

8:17 Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah;

8:18 Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku."

8:19 Maka kata mereka kepada-Nya: "Di manakah Bapa-Mu?" Jawab Yesus: "Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku.


Dalam Yohanes 5:31 Yesus menjawab tuduhan para lawan-Nya yang menuntut, "Bukti apakah yang dapat Engkau ajukan, bahwa pernyataan-Mu benar?" Yesus mengemukakan prinsip-prinsip universal, yaitu bahwa bukti yang dikemukakan hanya oleh satu orang dan tak didukung oleh apa-apa yang lain tidak dapat dianggap sebagai bukti yang benar. Jadi harus ada paling sedikit dua saksi.


Bandingkan dengan ayat berikut ini:

HUKUM DWIGANDA SAKSI:

"Atas keterangan dua atau tiga orang saksi haruslah mati dibunuh orang yang dihukum mati; atas keterangan satu orang saksi saja janganlah ia dihukum mati." (Ulangan 17:6)


"Satu orang saksi saja tidak dapat menggugat seseorang mengenai perkara kesalahan apapun atau dosa apapun yang mungkin dilakukannya; baru atas keterangan dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak disangsikan." (Ulangan 19:15)


Paulus pernah pula mengemukakan hal ini dalam ayat di bawah ini: 2 Korintus 13:1

"Ini adalah untuk ketiga kalinya aku datang k
epada kamu: Baru dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah."


Yesus pun mengatakan bahwa jika orang Kristen mengajukan tuduhan terhadap sesamanya, ia harus membawa beberapa orang saksi.

"Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan." (Matius 18:16)


Jawaban Yesus terhadap lawan-Nya sepenuhnya mengikuti hukum Yahudi yang berkenaan dengan penguatan bukti atas tuduhan. Jadi Yesus pun setuju bahwa kesaksian yang dibuat-Nya tentang diri-Nya sendiri tidak perlu dibenarkan. Yesus menceritakan pekerjaan-Nya itu bukan untuk menonjolkan diri-Nya sendiri melainkan untuk menonjolkan kuasa Allah yang bekerja di dalam dan melalui diri-Nya. Saksi agung Yesus adalah Allah sendiri.


Berbeda - bukan bertentangan - dengan Yohanes 8:14
, Yesus menjawab jawaban Dia sendiri adalah cukup.
Dia menyadari benar kuasa-Nya sendiri, sehingga tidak perlu ada saksi lain. Dan sebenarnya Yesus memiliki saksi, saksi yang justru dipermasalahkan oleh orang-orang Farisi : " Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku" (Yohanes 8:18). Bukankah Sang Bapa sendiri telah bersaksi tentang Anak-Nya dengan suara lantang dari langit sesaat setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, : "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan" (Lukas 3:22).


Bahwa Yesus menjawab mereka, "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar". Ini dikatakan karena Dia tidak berbohong. Dia adalah Mesias yang tidak berdosa yang datang dari Allah. Dengan demikian semua perkataan-Nya adalah benar dan dapat dipercaya sepenuhnya.


Kesaksian Yesus tentang diri-Nya ini bukanlah kebanggaan yang timbul dari kepercayaan atas diri sendiri. Suatu ilustrasi yang dapat membantu misalnya seorang ahli bedah yang pintar yakin atas ketetapannya sendiri; dia tidak membutuhkan orang lain untuk mendukung dia, saksinya adalah ketrampilannya sendiri. Seorang ahli hukum atau hakim yang besar yakin atas interpretasi dan penerapan hukum, bukan karena dia bangga akan pengetahuannya, tetapi disebabkan oleh dia tahu bahwa dia tahu. Demikian pula halnya dengan Yesus, Dia tidak membutuhkan kuasa lain untuk mendukung tuntutan-Nya kecuali hubungan-Nya dengan Allah.


Yesus berkata dalam kenyataan sesungguhnya bahwa Dia telah mempunyai saksi kedua, dan saksi kedua itu adalah Allah yang Ia sebut Bapa
. Allah memberi kesaksian atas otoritas yang tertinggi dari Yesus dapat dilihat dalam berbagai hal di bawah ini:

1. Kesaksian Allah ada dalam kata-kata Yesus.
Tidak ada seorang pun dapat berkata-kata dengan hikmat kecuali Allah memberikannya pengetahuan.

2. Kesaksian Allah adalah perbuatan-perbuatan Yesus.
Tidak ada seorang pun dapat berbuat perkara-perkara yang demikian, kecuali Allah bertindak melalui dia.

3. Kesaksian Allah ada di dalam akibat tindakan Yesus pada manusia. Dia mengerjakan perubahan dalam diri manusia yang jelas tidak mungkin dapat dikerjakan oleh kuasa manusia.

4. Kesaksian Allah nampak dalam reaksi orang terhadap Yesus.

Jadi Yohanes 5:31 dapat diilustrasikan dengan kesaksian di pengadilan yang memerlukan saksi lain, sedangkan Yohanes 8:14 dapat diilustrasikan dengan kesaksian seorang dokter mengobati pasiennya, tanpa perlu didukung oleh saksi lain, dia dapat mengobati dengan keahliannya.