Rabu, 24 Desember 2003

29) Bapa Lebih Besar VS Sama Besar

29) Bapa lebih besar daripada Aku
YOHANES 10:38 & 14:11 VS YOHANES 14:28.
Dalam Yohanes 10:38 & 14:11, perkataan Yesus TERTULIS: "Bapa di dalam aku dan aku di dalam Bapa (karena itu Yesus = Tuhan)", TETAPI dalam Yohanes 14:28 Yesus berkata: "..Bapa LEBIH BESAR dari aku". (bertentangan prinsip).

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat)

Yesus berkata dalam Yohanes 14:28, 'Bapa lebih besar daripada Aku' . Apakah ini berarti Yesus kurang daripada Tuhan?

Murid-murid meratap karena Yesus berkata bahwa Ia akan pergi. Dalam Yohanes 14:28 Yesus berkata 'Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku'. Ini artinya Yesus akan kembali ke kemuliaan yang adalah milik-Nya.

Dalam Yohanes 17:5 Yesus berkata 'Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada', yang artinya 'Bapa lebih besar dari Aku'.

Ketika Yesus datang ke dunia dalam wujud manusia, Yesus berada dalam batasan-batasan inkarnasi sehingga posisi Bapa saat itu adalah lebih besar.
Yesus dalam status inkarnasi di dunia ini memang lebih rendah. Namun ketika Yesus naik ke surga maka Yesus yang adalah Allah itu sendiri kembali dalam eksistensi-Nya yang hakiki :

Ibrani 2:9
Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.

Filipi 2:5-11
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Ketika saya berkata 'Presiden Indonesia' lebih besar dari saya, tidak berarti dia punya sifat/esensi lebih besar dari saya. Ia lebih besar dalam kapasitas politik dan sambutan publik, tetapi ia tidak lebih daripada saya sebagai manusia.

Andaikata saya naik ke mimbar dan berkhotbah dan berkata 'Dengan sungguh-sungguh saya menyatakan kepada Anda sekalian bahwa Bapa lebih besar daripada saya', itu adalah suatu perkataan yang agak konyol karena semua orang tahu dengan jelas. Pernyataan ini akan menjadi bermakna jika yang dibandingkan adalah 2 pribadi yang setara, dalam hal ini Yesus dan Bapa. Dalam hal ini justru jelas bahwa Yesus adalah setara dengan Bapa.

Sabtu, 06 Desember 2003

28) MELIHAT BAPA VS TIDAK ?

28) YOHANES 14:9 VS YOHANES 5:37.

Dalam Yohanes 14, TERTULIS: "Yesus berkata: Siapa yang melihat Aku, dia telah melihat Bapa", TETAPI dalam Yohanes 5: "Yesus berkata: rupa-Nya (Bapa) pun tidak pernah kamu lihat". (bertentangan prinsip).


JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat)

Yohanes 14:7-11

14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."

14:8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."

14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.

14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri

Mungkin sekali bagi dunia kuno ini merupakan hal yang paling membingungkan yang pernah diucapkan oleh Yesus. Bagi orang-orang Yunani, Allah adalah "Yang Tidak Terlihat". Orang Yahudi juga berpaham bahwa tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Kepada orang-orang yang berpikir secara demikian itu, Yesus berkata, "Jika kamu telah mengenal Aku, kamu telah mengenal Bapa-Ku juga." Kemudian Filipus menanyakan apa yang ia anggap mustahil. Mungkin dia memikirkan kembali hari yang luar biasa hebatnya ketika Allah memperlihatkan kemuliaan-Nya kepada Musa. Akan tetapi bahkan pada hari yang besar itu Allah berkata kepada Musa, "Engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."

Pada zaman Yesus, orang merasa tertekan, tapi juga merasa sangat tertarik terhadap apa yang disebut transendensi Allah (kemahatinggian Allah) dan terhadap paham tentang perbedaan besar dan jarak yang jauh antara Allah dan manusia. Mereka tidak pernah berani untuk berpikir bahwa mereka akan melihat Allah. Kemudian Yesus berkata dengan amat sederhana, "Barangsiapa yang telah melihat Aku, telah melihat Bapa."

Yesus melanjutkan dengan membicarakan sesuatu yang lain. Suatu hal yang orang Yahudi tidak dapat lepaskan ialah pegangan bahwa Tuhan adalah benar-benar sendirian (tunggal). Orang-orang Yahudi memegang teguh monoteisme. Bahaya dari iman Kristen adalah bahwa umat Kristen mungkin menjadikan Yesus sebagai semacam Allah yang sekunder. Akan tetapi Yesus sendiri menuntut bahwa perkara-perkara yang Dia katakan dan lakukan tidaklah berasal dari inisiatif-Nya atau kuasa-Nya sendiri atau pengetahuan-Nya sendiri, melainkan dari Tuhan. Perkataan-perkataan-Nya adalah suara Tuhan kepada manusia; perbuatan-perbuatan-Nya adalah kuasa Tuhan yang mengalir melalui Dia kepada manusia. dia adalah saluran yang melaluinya Tuhan datang kepada manusia.

Yesus membawa nada suara Allah, pesan Allah, akal budi Allah, dan hati Allah kepada manusia. Semuanya itu adalah dari Allah; bukan merupakan suatu ekspedisi ke dunia yang dibuat sendiri oleh Yesus. Dia tidak melakukan hal itu untuk melemahkan hati Allah. Dia telah datang karena Allah telah mengutus-Nya karena demikianlah Allah mengasihi dunia ini.

Di belakang Yesus dan di dalam Dia, adalah Allah.

Yesus melanjutkan dengan menuntut supaya ia diuji, berdasarkan dua hal: perkataan dan perbuatan-Nya.

[1] Dia menuntut supaya Ia diuji berdasarkan apa yang telah Dia "katakan". Seolah-olah Yesus hendak berkata, "Waktu kamu mendengar Aku, apakah kamu tidak dapat menyadari bahwa apa yang Aku katakan adalah kebenaran Allah sendiri?" Kata-kata dari seorang jenius selalu merupakan bukti pada dirinya. Jikalah kita membaca sebuah puisi yang indah, sebenarnya kita tidak bisa mengatakan mengapa puisi itu indah dan memikat hati kita. Kita mungkin dapat menganalisa bunyi-bunyi vokalnya dan sebagainya, akan tetapi ada sesuatu dalam puisi itu yang tidak dapat diterangkan, walaupun demikian mudah dan segera dapat dikenali bahwa puisi itu indah. Demikianlah juga dengan kata-kata Yesus. Bila manusia mendengar kata-katanya, mereka tidak bisa lain daripada mengatakan, "Jikalau dunia hidup atas prinsip-prinsip ini, betapa bedanya dunia ini akan tampak! Jikalau aku hanya hidup atas prinsip-prinsip ini, betapa lain hidupku ini jadinya!"


[2] Dia menuntut supaya Ia diuji berdasarkan "perbuatan-perbuatan-Nya". Dia berkata kepada Filipus, "Kalau engkau tidak bisa percaya kepada-Ku karena kata-kata-Ku, tentu kau akan memperkenankan Aku untuk meyakinkan engkau melalui apa yang dapat Aku 'perbuat'". Itulah jawaban yang sama yang diberikan Yohanes Pembaptis ketika dia mengirim para utusannya untuk menanyakan apakah benar Yesus itu Mesias, ataukah masih harus menantikan yang lain. "Pergilah," kata-Nya, "dan katakanlah kepada Yohanes apa yang terjadi - dan hal itu akan meyakinkan dia." Bukti Yesus adalah bahwa tidak ada orang lain selain dari Dia yang pernah menjadikan orang jahat menjadi baik.

Yesus sebenarnya mengatakan kepada Filipus, "Dengarlah Aku! Lihatlah Aku! Dan percayalah!" Jelaslah bahwa cara untuk beriman kepada Yesus bukanlah berdebat mengenai Yesus, tapi mendengar dan melihat kepada-Nya. Jikalau manusia berbuat demikian, maka pengaruh pribadi Yesus itu mau tak mau akan membuat mereka percaya.

Mengenai Yohanes 5:37, ayat ini menyatakan bahwa :

"Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,"

Penulis kontradiksi ini tidak memperhatikan konteks ayat ini. Orang-orang Yahudi yang berdialog dengan Yesus Kristus pada saat itu memang tidak pernah mendengar suara Allah apalagi melihat wajah-Nya. Perkataan itu ditujukan kepada orang-orang Yahudi dan ayat di atas berkaitan dengan ungkapan Yunani autoV memarturhken peri emou, autos memarturêken peri emou, Dia yang bersaksi tentang Aku.

Ayat ini menunjuk kepada saksi Allah yang tidak kelihatan yang terdapat di dalam hati manusia. Orang Yahudi tentu akan menekankan bahwa tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Bahkan pada saat Dasa Firman diberikan, "suara kata-kata kamu dengar, tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara" (Ulangan 4:12).

Jadi perkataan Yesus Kristus bermakna bahwa "Memang benar Allah itu tidak kelihatan, demikian juga kesaksian-Nya, karena kesaksian-Nya itu adalah jawaban yang keluar dari hati manusia ketika manusia itu berhadapan dengan Aku." Jika kita diperhadapkan dengan Kristus, maka kita melihat di dalam Dia semua yang indah dan bijaksana; keyakinan seperti itu adalah kesaksian Allah di dalam hati kita.

Selasa, 25 November 2003

27) Tuhan Bisa dilihat atau Tidak?

27) YOHANES 1:18 VS KEJADIAN 18:1 & 32:30.
Dalam Yohanes TERTULIS: "hanya Yesus yang melihat Allah", TETAPI dalam Kejadian 18 & 32: "Abraham dan Yakub pun pernah melihat Allah". (bertentangan literatur).
(a) Tuhan tidak bisa dilihat dan didengar ( Yohanes 1: 18, Yohanes 5: 37, I Timotius 1: 17, 6: 16, Keluaran 33: 20, I Yohanes 4: 12)
(b) Tuhan bisa dilihat oleh mata (Keluaran 33: 11, 33: 20, Kejadian18: 1, 26: 24, Yohanes 5: 37, ; I Timotius 6: 16, 1: 17, I Yohanes 4:12 )
(c) Tuhan kelihatan kaki-Nya (Keluaran 24: 9-10)
(d) Tuhan kelihatan sedang duduk (Yesaya 6: 1)
(e) Tuhan bisa dilihat dari jauh (Yeremia 31: 3)

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat)

Yohanes 1 : 18
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
"Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat," (Yohanes 5:37)

Perhatikan konteks ayat ini. Orang-orang Yahudi yang berdialog dengan Yesus Kristus pada saat itu memang tidak pernah mendengar suara Allah apalagi melihat wajah-Nya. Perkataan itu ditujukan kepada orang-orang Yahudi dan ayat di atas berkaitan dengan ungkapan Yunani “autoV memarturhken peri emou, autos memarturêken peri emou,” Dia yang bersaksi tentang Aku.

Ayat ini menunjuk kepada saksi Allah yang tidak kelihatan yang terdapat di dalam hati manusia. Orang Yahudi tentu akan menekankan bahwa tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Bahkan pada saat Dasa Firman diberikan, "suara kata-kata kamu dengar, tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara" (Ulangan 4:12).

Jadi perkataan Yesus Kristus bermakna bahwa "Memang benar Allah itu tidak kelihatan, demikian juga kesaksian-Nya, karena kesaksian-Nya itu adalah jawaban yang keluar dari hati manusia ketika manusia itu berhadapan dengan Aku." Jika kita diperhadapkan dengan Kristus, maka kita melihat di dalam Dia semua yang indah dan bijaksana; keyakinan seperti itu adalah kesaksian Allah di dalam hati kita.

"Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu." (Keluaran 33:11)

Ungkapan wajah kepada wajah adalah ungkapan khas Ibrani yang dimengerti dengan jelas dengan kata-kata berikutnya seperti seseorang berbicara kepada temannya. Itulah persekutuan yang tidak berhingga, di mana tidak ada sesuatu yang disembunyikan dan tidak ada sesuatu yang terselubung. Bandingkan dengan ayat-ayat berikut ini:

"Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: 'Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!'"(Kejadian 32:30)

"Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan Musa di sana." (Keluaran 33:9)

"'Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?'" (Bilangan 12:8)

"TUHAN telah bicara dengan berhadapan muka dengan kamu di gunung dan di tengah-tengah api-" (Ulangan 5:4)

"Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel," (Ulangan 34:10)

Jadi, wajah Allah dalam Alkitab Ibrani adalah ungkapan khusus untuk kehadiran atau hadirat Allah. Melihat Allah hanya mungkin melalui penyingkapan diri-Nya sendiri. Kehadiran Allah tidak pernah merupakan perasaan belaka akan sesuatu yang menakutkan, melainkan selalu merupakan kehadiran suatu Allah yang dikenal, yang pribadi dan yang tersendiri.

Selanjutnya Keluaran 24:10, "Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah."

Ini dikenal dengan istilah theofani, kehadiran kemuliaan Allah, penyataan secara kelihatan dan secara supra alamiah keagungan Allah yang tertinggi dan yang tiada taranya. Penampakan Allah atau theofani yang terjadi di era PL senantiasa terjadi dalam bentuk manusiawi atau malaikat atau juga dalam wujud gejala-gejala kosmis.

"Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci." (Yesaya 6:1)

Nabi Yesaya mendapat penglihatan, bandingkan dengan penglihatan Yohanes di pulau Patmos yang ditulis di dalam kitab Wahyu. Demikian pula dengan Yeremia 31:3, "Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu."

Jika kita membaca Yeremia 31:1-40 maka kita akan mengetahui konteks ayat 3 yang mengandung makna alegoris di atas. Israel Utara (Efraim) akan dibina kembali, dibangun kembali dan digarap ulang. Diutarakan pula mengenai akhir dari perpecahan antara utara dan selatan dalam pengakuan bersama akan TUHAN, Allah dari seluruh bangsa itu.
"Beginilah firman TUHAN: Ia mendapat kasih karunia di padang gurun, yaitu bangsa yang terluput dari pedang itu! Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya!" (Yeremia 31:2)

Tuhan melepaskan Israel dari pedang Firaun dan memberikan kasih karunia kepada mereka pada hari-hari mereka di padang gurun. Ini hanyalah selaku tanda dari kasih yang kekal (ayat 3) yang telah diteruskan dalam kesetiaan ilahi hingga saat Yeremia menulis ayat di atas. Sebenarnya ungkapan kepadanya dari "Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya" adalah kepadaku menurut naskah Ibrani yaitu kepada nabi Yeremia, bandingkan dengan penglihatan Yesaya di atas.

Dalam PL, TUHAN saat menampakkan diri-Nya mengambil perwujudan tertentu. Misalkan dalam Kel 3:11 dimana menampakkan dalam bentuk tiang awan atau Kej 32:30 dalam wujud manusia. Penampakan inilah yang dapat dilihat oleh manusia. Tetapi wujud Allah yang sesungguhnya dalam ROH tidak pernah dilihat manusia.

Sebagai perbandingan Al-Qur’an pun mencatat penampakan TUHAN dalam perwujudan kayu:
Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: "Ya Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah, Tuhan semesta alam, (QS 28:30).

Sabtu, 15 November 2003

26) Selain Yesus, adakah yang naik ke sorga ?

26) Selain Yesus, adakah yang naik ke sorga ?
a. Tidak ada! Hanya Yesus saja yang pemah naik ke sorga (Yohanes 3: 13).
b. Henokh dan Elia telah naik ke sorga (Kejadian 5: 24, II Raja-raja 2: 11).

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat)

"Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia." (Yohanes 3:13)
TR Transliterasi: kai oudeis anabebêken eis ton ouranon ei mê ho ek tou ouranou katabas ho huios tou anthrôpou ho ôn en tô ouranô

Catatan:
teks ho ôn en tô ouranô, yang ada di surga dijumpai dalam beberapa manuskrip, ada pula manuskrip lain yang tidak memuat ungkapan ini. Meskipun Henokh dan Elia sudah naik ke surga, namun bukan oleh kekuatan dan kemampuan mereka sendiri, dan Yesus Kristus jelas tidak menghubungkan hal ini dengan kenaikan Henokh dan Elia. Yesus senantiasa menghubungkan diri-Nya dengan kitab PL dan saat itu Yesus Kristus sedang berbicara dengan Nikodemus, seorang Farisi, seorang pemimpin agama Yahudi (Yohanes 3:1) yang tentu saja tahu bahwa Henokh dan Elia sudah naik ke surga. Dia tidak membantah karena ia tahu apa yang dimaksud oleh Yesus Kristus jika kita baca ayat-ayat sebelum dan sesudahnya terutama ayat ini:
"Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya?" (Ulangan 30:12)

"Siapakah yang naik ke surga lalu turun? Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya? Siapakah yang telah membungkus air dengan kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapa namanya dan siapa nama anaknya? Engkau tentu tahu!" (Amsal 30:4)

Tidak ada seorang pun yang sudah atau dapat naik ke surga, membawa dari sana pengetahuan tentang keilahian dan hal-hal surgawi selain daripada Yesus Kristus yang telah turun dari surga. Nikodemus mengetahui bahwa Yesus Kristus datang sebagai guru yang diutus oleh Allah sehingga dia berkata, "kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah" (Yohanes 3:2) oleh karena itulah Yesus Kristus menggunakan ungkapan ini. Nikodemus pasti tahu bahwa Henokh dan Elia sudah naik ke surga, namun dia pun tahu pula dengan pasti bahwa bukan hal itu yang dimaksud oleh Yesus Kristus.

Rabu, 05 November 2003

25) Tentang berlakunya Hukum Taurat

25) Tentang berlakunya Hukum Taurat
LUKAS 16:16 VS MATIUS 5:19.
Dalam Lukas, penulisnya berpendapat: "Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berbuat memasukinya", TETAPI dalam Matius, Yesus berkata: "Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada yang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang paling tinggi di dalam Kerajaan Sorga." (bertentangan prinsip dan hukum).

LUKAS 16:16 VS LUKAS 23:55-56 (didukung MATIUS 5:17-20).
Lukas 23:55-56, "Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya (Yesus) dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat". Pengudusan hari Sabat merupakan bagian pokok dari hukum Taurat. Ini berarti bahwa hukum Taurat tetap berlaku pada zaman Yesus, karena para pengikut Yesus sendiri tetap menguduskan hari Sabat justru setelah "Yesus" mati. Singkatnya, Yesus tetap memberlakukan hukum Taurat kepada umat-Nya sebagaimana pernyataan-Nya sendiri dalam Matius 5:17-20.

JAWAB: (Kategori: salah memahami konteks historis)

Tuhan Yesus menggenapi Hukum Taurat, jadi bukan meniadakan : Bila Taurat dimengerti dalam kacamata PL / orang Yahudi sebagai hukum-hukum mati, orang Kristen tidak lagi menjalankannya, tetapi kita harus sadar bahwa Tuhan Yesus bukan meniadakan Taurat tetapi menggenapinya (Mat.5:17).

Artinya dengan kita mengenal Injil anugerah tidak berarti hukum Taurat kita tinggalkan, tetapi hukum Taurat itu sekarang dimengerti bukan secara lahiriah tetapi secara batiniah. Allah yang esa dimengerti sebagai Allah yang menyatakan diri dalam Yesus. Zinah fisik sekarang dimengerti lebih dalam sebagai zinah batin, dan soal Sabat bukan perayaan hari tertentu tetapi mengerti Yesus sebagai sabat kita. Keselamatan tidak diperoleh karena menjalankan hukum-hukum Musa melainkan karena iman kepada Tuhan Yesus Kristus (Kisah Para Rasul 15).

PL (yang berisi hukum Taurat) tetap diperlukan oleh umat Kristen disamping PB (yang berisi Injil), karena PB tidak akan kita mengerti tanpa mengerti karya Allah sejak PL. Dalam surat-surat kiriman kita melihat arti Torat dalam kacamata Injil dan dalam kitab Ibrani jelas terlihat bahwa upacara-upacara Taurat telah digantikan oleh persembahan tubuh Yesus sendiri.
Jadi, memang benar Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi berlaku sampai pada zaman Yohanes Pembaptis, karena Yohanes adalah Nabi terakhir dari Zaman Perjanjian Lama, dan semua tuntutan Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi telah dipenuhi dengan sempurna oleh satu-satunya manusia yaitu Tuhan Yesus Kristus, sejak itu Tuhan Yesus Kristus memroklamirkan Ibadah Hakekat dalam Roh dan KEBENARAN, (Yohanes 4:24) sehingga kita umat-Nya tidak lagi melakukan Ibadah Simbolik (Sholat hadap Yerusalem, Sunat, Makanan Halal-Haram, Kebaktian HARUS HANYA hari Sabtu saja, dan aturan2 perjanjian lama yang sifatnya lahiriah/badaniah).

Senin, 27 Oktober 2003

24) Bolehkah makan babi ?

24) Bolehkah makan babi ?
a. Babi haram dimakan (Ulangan 14:8, Imamat 11:7, Yesaya 66:17).
b. Kata Paulus, semua daging binatang halal dimakan, tidak ada yang haram (I Korintus 6: 12, I Korintus 10:25, Kolose 2:16, I Timotius 4-5, Roma 14:17).

JAWAB : (Kategori: salah memahami konteks historis)
"Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu." (Imamat 11:7)

Imamat 11:1-47 adalah tentang najis karena binatang. Pokok ini dibicarakan di bawah dua aspek: binatang hidup sebagai bahan makanan, dan hubungan dengan bangkai binatang, sedangkan ayat 1-23 membicarakan persoalannya ditinjau dari sudut makanan. Ayat-ayat ini menentukan daging mana yang boleh dimakan dan tidak. Empat golongan di beda-bedakan.

Di antara binatang berkaki empat, hanya binatang-binatang yang berkuku belah dan memamah biak yang boleh dimakan. Peraturan ini ditetapkan secara teliti, dan setelah itu disebutkan empat contoh dari binatang yang tidak memenuhi syarat: unta, pelanduk, kelinci dan babi hutan. Kelinci bukanlah binatang pemamah biak, demikian juga pelanduk. Keduanya adalah binatang pengerat atau pengerikit, tapi kenyataannya rahang binatang ini senantiasa bergerak sebagai memamah biak. Ini jelas menunjukkan bahwa penguraian itu bukan dimaksudkan sebagai pembatasan yang bersifat ilmiah, melainkan penguraian sederhana dan praktis. Binatang yang tidak haram tidak disebutkan di sini, tapi Ulangan 14:4 dalam mendaftarnya menambahkan kepada ketiga binatang piaraan (lembu, domba dan kambing), tujuh binatang buas yang termasuk rumpun pemamah biak. Bagi rata-rata orang Israel, peraturan ini membatasi makan daging terutama binatang piaraan yang dapat dipakai dalam korban.

Yesus telah mencabut segala peraturan imamat mengenai makanan dan praktek-praktek yang najis dalam Matius 15:1-20. Dalam terang, Petrus diperintahkan supaya berbuat (Kisah Para Rasul 10:10-17; 11:4-18), dan Paulus mengumumkan dengan resmi peraturan tentang tingkah laku kristiani. Titik berat bahwa satu-satunya kenajisan (haram) yang berarti penting secara agamawi ialah kenajisan hati nurani. Obatnya adalah korban Kristus, yang dipersembahkan dalam dunia kerohanian.

"Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." (Matius 15:11)

Jumat, 10 Oktober 2003

23) Apa hukumnya bersunat ?

23) Apa hukumnya bersunat ?
a. Sunat itu wajib (Kejadian 17:10-14, 17:14, Kejadian 21:4). Yesus tidak membatalkan sunat, (Matius 5: 17-20, Lirkas 2:21). Yesus juga disunat (lukas 2: 21). Dan orang yang tidak disunat, tidak dapat diselamatkan (Kisah Para Rasul I5: 1-2).
b. Kata Paulus, sunat tidak wajib, tidak berguna dan tidak penting (Galatia 5:6, I Korintus 7:18-19).

JAWAB : (Kategori: salah memahami konteks historis)

Sunat itu wajib bagi bangsa Israel, Alkitab tidak menulis bahwa Yesus tidak membatalkan sunat melainkan Yesus tidak meniadakan Taurat. Meniadakan tidak sama artinya dengan membatalkan. Yesus memang disunat karena Dia adalah bangsa Yahudi secara daging, sedangkan Kisah Para Rasul 15:1-2 bukanlah ajaran para rasul melainkan hasutan sebagian kalangan Yahudi agar orang Kristen non-Yahudi juga harus disunat.

Praktek sunat yang sudah lebih dahulu terdapat di antara bangsa-bangsa lain, dipakai untuk menandakan orang dimasukkan ke dalam perjanjian Abraham. Artinya yang berlangsung telah diketahui dari fungsinya pada waktu ditetapkan. Perjanjian-perjanjian itu diteguhkan dengan sumpah; kutuk sumpah itu ditunjukkan di dalam upacara-upacara simbolis. Suatu kutuk yang lazim ialah pemotongan (penyerahan) orang yang ditaklukkan untuk dibinasakan dan peniadaan nama dari benihnya. Yang menyertai tindakan ini adalah suatu upacara dengan pisau yang melambangkan orang yang tidak memenuhi perjanjian akan dipotong-potong. Demikianlah sunat adalah suatu upacara pisau yang dengannya perjanjian Abraham dipotong.

Upacara itu melambangkan kutuk pemotongan atau pemisahan dari persekutuan perjanjian. Lebih tepat lagi, pemotongan kulup kelamin lelaki melambangkan pemotongan para keturunan. Pada pihak lain, sebagai tanda sumpah mengakui ketuhanan Allah, maka sunat juga menandai pengudusan. Perjanjian dengan orang taklukan pada zaman purba meliputi; kecuali raja yang ditaklukkan itu, juga kerajaannya dan keturunannya. Demikian juga Tuhan memberikan perjanjian-Nya kepada Abraham, bukan hanya sebagai seorang pengaku iman secara perorangan, melainkan sebagai kepala suatu masyarakat, dalam hal ini, rumah tangga keluarganya, termasuk anak-anak dan hamba-hamba, dan hal itu diteruskan hingga keturunan-keturunannya.

Sunat dihisabkan ke dalam ajaran Musa terkait dengan Paskah, dan agaknya diteruskan sepanjang zaman PL. Sunat menjadi ciri asasi Yudaisme dalam PB dan menimbulkan pertentangan pada zaman para rasul. Masyarakat Yahudi pada zaman PB mengaitkan sunat dengan Musa begitu rupa, sehingga mereka melupakan kaitannya yang lebih asasi dengan Abraham.

Kisah Para Rasul 15:1,
"Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: 'Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.'"

Kisah Para Rasul 15:5,
"Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: 'Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.'"

Yesus telah mengingatkan mereka bahwa sunat adalah lebih dahulu dari Musa. Paulus menekankan bahwa yang tak dapat diterima agama Kristen ialah pandangan umum yang menghubungkan sunat dengan Musa, dan senantiasa mengarahkan pembacanya kembali kepada Abraham.

Kejadian 17 menunjukkan bahwa sunat pertama-tama mewujudkan tanda rohani; kedua, mempunyai arti kebangsaan. Bahwa sunat bersifat kebangsaan, yang mencirikan keanggotaan bangsa Israel, tidak dapat disangkal. Hal ini memang sama jelasnya dalam Kejadian 34 seperti juga setelah Musa. Tapi sifat kebangsaan itu sebenarnya hanyalah dampak sampingan, karena umat Israel pemilik sunat itu disamakan dengan bangsa Israel PL. Dalam Kejadian 17:10-14 sunat disamakan dengan perjanjian yang dibuat oleh Abraham. Artinya, sunat menandai gerakan yang penuh kasih karunia dari Allah menuju manusia, dan hanya secara sekunder saja dapat dikatakan menandai penyerahan manusia kepada Allah. Ketika bangsa itu mengembara di padang gurun karena tidak diperkenankan Allah, perjanjian itu seolah-olah ditunda dan sunat tidak diberlakukan. Lagi, ketika Musa berbicara tentang seorang yang tidak petah lidahnya (harfiah tak bersunat), hanya karunia firman Allah yang dapat menyembuhkannya. Selanjutnya, PL berbicara tentang sunat sebagai meterai atau pemberian kebenaran dari Allah. Karena itu sunat menjadi tanda dari kasih karunia dimana Allah memilih dan menandai orang-orang milik-Nya.

Perjanjian sunat bekerja atas dasar kesatuan rohani antar anggota rumah tangga dan kepalanya. Perjanjian itu diadakan "antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun". Kejadian 17:26-27 khususnya mengungkapkan kebenaran yang sama: "Abraham... Ismael... dan semua orang dari isi rumah Abraham... disunat bersama-sama dengan dia." Demikianlah asal mula dan caranya sunat menjadi adat Israel, bukan diterima dan berasal dari Mesir atau negeri-negeri lain. Sunat Israel tegas berbeda dari sunat pada bangsa-bangsa lain yang terkait dengan berjenjang dewasa, dan melulu bersifat sosial. Sunat Israel adalah pertanda kedudukan di hadirat Allah, dan bahwa kasih karunia ilahi mendahului perbuatan manusia.

Mereka yang dengan cara demikian menjadi anggota perjanjian diwajibkan menyatakannya secara lahiriah dengan menaati hukum Allah, seperti dengan tegas dituntut kepada Abraham, "Hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela". Hubungan antara sunat dan ketaatan ditekankan sepanjang Alkitab. Dalam hal ini sunat mengandung gagasan penyerahan diri kepada Allah, tapi bukan inilah intinya. Sunat menjelmakan, menerapkan janji, dan menghimbau orang untuk hidup dalam ketaatan sesuai perjanjian. Darah yang tumpah dalam sunat tidak menyatakan batas penyerahan diri itu, tapi mengungkapkan tuntutan yang mahal yang dibuat Allah bagi mereka yang dipanggil-Nya, dan dicirikan dengan tanda perjanjian-Nya.

Tanggapan taat ini tidak senantiasa muncul. Dan sekalipun tanda dan caranya disamakan dalam Kejadian 17:10-14, namun Alkitab terus terang mengakui, bahwa bisa saja orang memiliki tanda sunat, tapi tidak lebih dari itu. Jika demikian, tanda itu tak berarti secara rohani, melainkan menjadi tanda hukuman. PL jelas mengajarkan hal itu, justru menuntut realitas penerapannya sesuai tanda itu, dan mengingatkan bahwa tanpa kenyataan itu maka tanda sunat sepi arti, dan menubuatkan sunat hati oleh Allah.

PB tegas dan pasti: bahwa tanpa ketaatan, sunat adalah melulu omong kosong. Tanda lahiriah pudar tanpa arti jika dibandingkan dengan menaati perintah-perintah, iman bekerja oleh kasih, dan suatu ciptaan baru. Namun orang Kristen tidak bebas memandang rendah tanda itu. Walaupun sejauh tanda itu mengungkapkan keselamatan karena perbuatan-perbuatan hukum, orang Kristen harus menghindarinya, namun dalam arti batiniah orang Kristen memerlukannya. Justru ada sunat Kristus, berupa "penanggalan akan tubuh (dan bukan hanya sebagian) yang berdosa", suatu perbuatan rohani, yang tidak dilakukan oleh tangan manusia, suatu hubungan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya, dimeteraikan oleh peraturan penerimaan atas PB. Sebagai akibatnya, orang Kristen ialah orang bersunat.

"karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah." (Filipi 3:3)

Minggu, 28 September 2003

22) Yesus membawa damai dan keselamatan atau onar ?

22) Yesus membawa damai dan keselamatan atau onar ?
a. Yesus menyelamatkan dunia (Matius 5:9, Yohanes 3:17, Yohanes 10:34-36).
b. Yesus membawa onar, pedang dan kekacauan keluarga (Matius 10: 34-36).

JAWAB : (Kategori : salah memahami makna kata dalam bahasa asli)

"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."
TR Transliterasi: makarioi hoi eirênopoioi hoti autoi huioi theou klêthêsontai (Matius 5:9)
"Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia."

TR Transliterasi: ou gar apesteilen ho theos ton huion autou eis ton kosmon hina krinê ton kosmon all hina sôthê ho kosmos di autou (Yohanes 3:17)
"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang."
TR Transliterasi: mê nomisête hoti êlthon balein eirênên epi tên gên ouk êlthon balein eirênên alla makhairan (Matius 10:34)

Yohanes mempertentangkan antara menghakimi (krinô) dengan menyelamatkan (sôzô) dunia. Sedangkan Matius mempertentangkan antara damai (eirênê) dengan pedang (macaira-makhaira), kedua ayat ini membicarakan pokok yang berbeda, berbeda tidak bermakna bertentangan. Putih dan hitam dianggap bertentangan, tetapi biru, kuning, hijau, merah, dan warna-warna selain putih dan hitam, bukanlah pertentangan (kontradiksi) melainkan perbedaan (variasi).

Tidak ada pernyataan lain, dimana kejujuran Yesus Kristus yang sangat menggetarkan itu diungkapkan secara blak-blakan. Di dalam pernyataan ini Yesus mengungkapkan tuntutan kristiani yang paling tinggi dan yang paling tidak mengenal kompromi. Di situ Yesus memberitahu para pengikut-Nya akan hal-hal yang pasti mereka hadapi, karena mereka memang benar-benar menerima tugas menjadi para utusan.

Yesus menyodorkan peperangan, dan di dalam peperangan atau pertentangan itu sangat boleh jadi bahwa lawan dari murid Yesus adalah justru orang-orang yang sangat dekat, yaitu seisi rumah mereka sendiri.

Seperti biasanya, maka di dalam menyodorkan hal perang atau pertentangan ini, Yesus pun memakai bahasa yang sudah biasa dipakai oleh orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi percaya, bahwa salah satu peristiwa yang akan terjadi pada Hari Tuhan kelak adalah adanya perpecahan di dalam keluarga-keluarga. Para rabi mengatakan, "Pada masa ketika Anak Daud datang, anak-anak perempuan melawan ibu mertuanya." "Anak laki-laki akan menghinakan bapanya, anak perempuan memberontak melawan ibunya, dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya, dan setiap orang bermusuhan melawan orang-orang yang ada di dalam rumahnya sendiri." Jadi Yesus seolah-olah hendak mengatakan, "Akhir zaman yang engkau nanti-nantikan itu telah tiba; dan campur tangan Tuhan Allah di dalam sejarah ini ialah memecah-belah rumah tangga, kelompok serta keluarga menjadi dua golongan."

Kalau ada hal besar yang muncul, maka hal besar itu memang cenderung untuk membagi-bagi orang dalam kelompok-kelompok. Hal-hal besar seperti itu selalu menyebabkan adanya orang-orang yang berusaha untuk menjawab, atau menolak, atau bahkan menguji dan mengkajinya. Demikianlah juga dengan kehadiran Yesus. Pertemuan dengan Yesus akan menyebabkan setiap orang harus memilih antara menerima atau menolak-Nya. Dan dunia serta manusia di dalamnya selalu terbagi ke dalam dua golongan, yaitu golongan yang menerima Yesus dan golongan yang belum menerima-Nya.

Namun hal yang paling pahit dalam hubungan ini ialah, bahwa permusuhan atau perlawanan itu justru terjadi di antara orang-orang yang ada dalam satu rumah tangga. Dapat terjadi bahwa ada orang yang sangat mengasihi istri dan keluarganya, sehingga ia menolak untuk melakukan hal-hal yang baru, pelayanan, panggilan berkorban dan lain-lain. Sebab penolakannya itu kebanyakan hanya dua, yaitu karena ia tidak ingin meninggalkan istri dan keluarganya, atau karena ia takut bahwa istri dan keluarganya akan masuk ke dalam bahaya.

Oliver Cromwell pernah meminta seorang bangsawan bernama Wharton di Inggris, untuk ikut berperang pada tahun 1649. Cromwell menduga bahwa Wharton lebih mengasihi istrinya ketimbang pergi perang. Maka dalam suratnya kepada Wharton, Cromwell antara lain menulis sebagai berikut, "Aku berharap tuan tidak menjadikan istri tuan suatu penggodaan yang lebih besar daripada yang seharusnya. Perhatikanlah semua hubungan kemanusiaan; kasih sayang tidak boleh dijadikan godaan. Namun dalam kenyataannya kita sering kali melakukan hal itu." Telah sering terjadi juga adanya orang-orang yang menolak panggilan Tuhan, karena mereka terlalu memperhatikan kepentingan dirinya sendiri sehingga mereka tidak bisa melakukan hal-hal lain sama sekali. Dengan memberikan perhatian yang terlalu besar kepada diri sendiri, orang sebenarnya malah menjadikan dirinya sendiri makin tidak berdaya.

Untuk ini ada sebuah syair yang pernah ditulis oleh seorang tentara muda kepada kekasihnya. Judul syair itu ialah "Going to Wars":
"Sayangku, janganlah kau katakan aku tidak sayang padamu, Karena dari keteduhan degup dadamu dan ketenangan hatimu Aku mengangkat senjata pergi ke medan perang. Benar, aku sedang memburu kekasih baru, Yaitu musuh di medan laga,
Yang kukejar dengan iman teguh, pedang, kuda dan perisai. Namun keadaan ini memang berubah cepat, Dan engkau pun pasti akan mengagumi, Bahwa aku tidak dapat mengasihi engkau, Seperti aku mengasihi kehormatan pahlawan."

Memang tidak setiap orang akan diperhadapkan dengan kejadian atau kasus seperti tersebut di atas. Mungkin banyak juga orang yang dalam hidupnya jarang sekali menghadapi pilihan-pilihan terbatas yang harus dipilihnya. Tetapi tak dapat disangkal pula, bahwa ada kemungkinan seseorang harus melakukan pilihan, di mana kekasihnya sendiri yang justru menjadi lawan atau penantangnya. Lebih-lebih kalau pikiran serta sikap sang kekasih itu tetap ingin mempertahankan, agar orang yang bersangkutan itu tidak melakukan kehendak Tuhan yang seharusnya dilakukannya.

Ada istri atau suami, bahkan juga anak-anak, yang bersifat terlalu egois, sehingga suami atau istri atau orang tua tersebut tidak bisa melakukan kehendak Tuhan yang sama-sama mereka ketahui. Suami tidak lagi dapat menyatakan kasihnya kepada orang tua dan saudara-saudara kandungnya. Demikian juga istri tidak bisa menyatakan kasih dan hubungannya dengan keluarga kandungnya sendiri. Di dalam rumah tangga itu terjadilah istri melawan suami, suami melawan istri, dan anak-anak melawan orang tua. Padahal mereka sama-sama tahu bahwa kasih harus dinyatakan dalam perbuatan nyata kepada sesama, termasuk kepada keluarga-keluarga yang menjadi asal-usul kedua belah pihak.

Minggu, 07 September 2003

21) Jam berapa Yesus disalibkan ?

21) Jam berapa Yesus disalibkan ?
a. Jam sembilan (Markus 15:25).
b. Jam 12 Yesus belum disalibkan (Yohanes 19:14).

JAWAB : (Kategori: salah memahami isi cerita atau maksud penulis)

"Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan."
TR Transliterasi: ên de hôra tritê kai estaurôsan auton (Markus 15:25)
"Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: 'Inilah rajamu!'"
TR Transliterasi: ên de paraskeuê tou paskha hôra de hôsei hektê kai legei tois ioudaiois ide ho basileus humôn (Yohanes 19:14)

Jam, bahasa Yunaninya hôra, adalah pembagian hari atas satuan-satuan waktu; jumlahnya dua belas dari terbitnya sampai terbenamnya matahari, tetapi lamanya berubah-ubah sesuai dengan musim, dan dapat diperpendek atau diperpanjang sekitar 11 menit.

Orang Yahudi kuno membagi malam menjadi tiga bagian yang masing-masing terdiri atas empat jam. Jam pertama (ROSY 'ASYMURÕT, jam-kepala, Ratapan 2:19), jam kedua (ROSY HA'ASYMURÕT HATIKÕNAH, jam-tengah, Hakim-hakim 7:19), dan jam ketiga (BA'ASYMURÕT HAVOQER, jam-pagi, Keluaran 14:24).

Di era Yesus Kristus, mereka membagi malam menjadi empat bagian yang masing-masing terdiri atas tiga jam :
- Jam pertama disebut malam mulai dari jam 18:00 hingga jam 21:00.
- Jam kedua disebut tengah malam mulai dari jam 21:00 hingga jam 24:00.
- Jam ketiga disebut kokok ayam mulai jam 00:00 hingga jam 03:00.
- Jam keempat disebut pagi mulai jam 03:00 hingga jam 06:00.

Demikian kita baca dalam Matius 14:25, "Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air." Teks Yunani menulis tetartê phulakê tês nuktos, "jam (ronda) keempat malam" yakni antara jam 03:00 dini hari hingga jam 06:00 pagi.
Pembagian waktu siang pun tidak berbeda.
Jam pertama mulai dari jam 06:00 hingga jam 09:00,
jam kedua mulai jam 09:00 hingga jam 12:00,
jam ketiga mulai jam 12:00 hingga jam 15:00 dan
jam keempat mulai jam 15:00 hingga jam 18:00.

Ada berbagai perhitungan, ada yang dimulai dari pagi hari.
Jam pertama, pagi-pagi, jatuh pada pukul 06:00, lalu dihitung jam ketiga (atau pukul 09:00), jam keenam (atau tengah hari), jam kesembilan (atau pukul 15:00), akhirnya petang. Dalam PB masih disebut juga jam ketujuh (atau jam 13:00), jam kesepuluh (atau jam 16:00) dan jam kesebelas (atau jam 17:00).

Contoh yang paling jelas adalah perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur (Matius 20:1-16). Jam sembilan pagi (Yunani: tritên hôran, jam ketiga) ia mencari pekerja, jam dua belas (Yunani: hektên, jam keenam) dan jam tiga petang (Yunani: hennatên hôran, jam kesembilan) ia keluar lagi. Jam lima petang (Yunani: hendekatên hôran, jam kesebelas) ia keluar untuk terakhir kalinya.

Matius, Markus, dan Lukas menggunakan perhitungan Yahudi ini sedangkan Yohanes menggunakan perhitungan yang berbeda (cara Romawi).

Ada beberapa ayat dalam Injil Yohanes yang mencatat jam: murid-murid-Nya datang dan melihat di mana Dia tinggal, jam kesepuluh (hôra ên hôs dekatê, Yohanes 1:39), Yesus duduk di sumur Yakub saat bertemu dengan wanita Samaria, kira-kira jam keenam (hôra ên hôsei hektê, Yohanes 4:6); kesembuhan anak pegawai di Kapernaum, jam ketujuh (hôran hebdomên, Yohanes 4:52) dan jam keenam seperti dalam Yohanes 19:14 di atas.

Kebiasaan menimba air di tanah Palestina dilakukan pada pagi dan sore hari, tidak pernah dilakukan tengah hari, jam dua belas seperti kisah wanita Samaria. Jelas bahwa Yesus Kristus duduk di sumur Yakub pada jam enam sore waktu Romawi, bukan jam dua belas seperti yang diterjemahkan Alkitab LAI.

Alkitab KJV Yohanes 4:6
Now Jacob's well was there. Jesus therefore, being wearied with his journey, sat thus on the well: and it was about the sixth hour.

Dengan demikian akan kita peroleh bahwa murid-murid Yesus datang dan melihat di mana Dia tinggal adalah jam sepuluh bukan jam empat sore sebagaimana diterjemahkan dalam Alkitab LAI. Yohanes tidak menggunakan perhitungan jam ala Yahudi melainkan ala Romawi. Yohanes tidak pernah lupa saat pertama ia bertemu dengan Yesus Kristus.

Yohanes menulis jam keenam (hektê) bermakna benar-benar jam 6 pagi menurut perhitungan Romawi saat Pilatus memberi keputusan terakhir dan Yesus Kristus belum disalib. Markus menulis jam ketiga (tritê atau jam sembilan pagi menurut perhitungan Romawi, saat Yesus Kristus mulai disalibkan. Kedua ayat di atas sama sekali tidak bertentangan. Jika diselidiki lebih lanjut Injil Yohanes, maka orang akan mengetahui bahwa Injil itu ditujukan kepada pembaca Romawi dan Yunani, oleh karena itu Yohanes menggunakan perhitungan waktu Romawi.

Bukti lebih lanjut bahwa Yohanes menggunakan perhitungan waktu Romawi dapat dikaji dalam Yohanes 20:19, "Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: 'Damai sejahtera bagi kamu!'"

Berdasarkan perhitungan Romawi, hari dimaksud adalah Minggu malam. Teks Yunani menulis 'housês {adalah} oun {oleh karena itu} opsias {malam} tê hêmera {hari} ekeinê {yang sama} tê mia {pertama} tôn sabbatôn {minggu/ week (inggris)}, atau "hari yang sama di waktu malam pada hari pertama minggu (week) itu". Yesus Kristus bangkit pada hari Minggu dan malam harinya Dia menampakkan diri kepada para murid.

Jadi, Yesus disalibkan jam 9 pagi. Ayat Yohanes 19:14, seharusnya LAI menulis “jam keenam” yaitu jam 6 pagi, waktu itu Yesus belum disalib.

Rabu, 20 Agustus 2003

20) Ketika Yesus berjalan di atas air, bagaimana respon para murid-Nya ?

20) Ketika Yesus berjalan di atas air, bagaimana respon para murid-Nya ?
a. Mereka menyembah Yesus (Matius 14:33).
b. Mereka tercengang dan bingung (Markus 6:51-52).

JAWAB : (Kategori: salah memahami isi cerita atau maksud penulis)

"Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: 'Sesungguhnya Engkau Anak Allah.'"
TR Transliterasi: hoi de en tô ploiô elthontes prosekunêsan autô legontes alêthhôs theou huios ei (Matius 14:33)
"Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung (ethaumazon), sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil." (Markus 6:51-52)

Tidak terdapatnya penyembahan dan pengakuan bahwa "Engkau Anak Allah" dalam Matius tidak berarti bahwa peristiwa itu tidak terjadi. Ungkapan bingung dalam Markus itu tidak tepat karena kata Yunani ethaumazon dari thaumazô lebih bermakna heran (Matius 8:27, 9:23, 15:31, dan lain-lain). Penyembahan dan pengakuan itu justru terjadi karena para murid merasa heran dan takjub.

Bandingkan dengan pengakuan para murid dalam Matius 8:27, "Dan heranlah ( dari ethaumasanthaumazô) orang-orang itu, katanya: 'Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?'"

Suatu peristiwa yang diceritakan oleh beberapa penulis, jika cerita itu persis sama, tentu tidak diperlukan tulisan berbeda. Berbeda tidak harus berarti bertentangan, masing-masing penulis memiliki tujuan tersendiri dalam mengungkapkan isi tulisannya.

Selasa, 05 Agustus 2003

19) Apa yang diucapkan Yudas di hadapan Yesus ?

19) Apa yang diucapkan Yudas di hadapan Yesus ?
a. Salam Rabi (Matius 26: 49).
b. Rabi (Markus 14: 45),
c. Yudas tidak mengucapkan apa-apa atau diam (Lukas 22:47).

JAWAB : (Kategori: salah memahami isi cerita atau maksud penulis)

"Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: 'Salam Rabi (Yunani: khaire rhabbi),' lalu mencium Dia." (Matius 26:49)

"Dan ketika ia sampai di situ ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: 'Rabi (rhabbi rhabbi),' lalu mencium Dia." (Markus 14:45)

"Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan orang, sedang murid-Nya yang bernama Yudas, seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka. Yudas mendekati Yesus untuk mencium-Nya." (Lukas 22:47)

Ketiga ayat ini sama sekali tidak bertentangan karena ketiga-tiganya menceritakan bahwa Yudas Iskariot pergi kepada Yesus Kristus dan mencium-Nya. Lukas 22:47 tidak menulis bahwa Yudas tidak mengucapkan apa-apa karena yang mendengar perkataan Yudas saat itu tentulah Yesus Kristus.

Suatu peristiwa yang diceritakan oleh tiga penulis, jika cerita itu persis sama, tentu tidak diperlukan tiga tulisan berbeda. Berbeda tidak harus berarti bertentangan, masing-masing penulis memiliki tujuan tersendiri dalam mengungkapkan isi tulisannya.

Rabu, 23 Juli 2003

18) Berapa jumlah orang kerasukan setan yang ditemui Yesus ?

18) Berapa jumlah orang kerasukan setan yang ditemui Yesus ?
a. Ada 2 orang (Matius 8:28)
b. Hanya 1 orang saja (Markus 5: 1-2).

JAWAB: (Kategori: salah memahami isi cerita atau maksud penulis)

Dua orang (Matius 8:28) - "Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu."

Satu orang (Markus 5:1-2) - "Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia."

Satu orang (Lukas 8:26-27) - "Lalu mendaratlah Yesus dan murid-murid-Nya di tanah orang Gerasa yang terletak di seberang Galilea. Setelah Yesus naik ke darat, datanglah seorang laki-laki dari kota itu menemui Dia; orang itu dirasuki oleh setan-setan dan sudah lama ia tidak berpakaian dan tidak tinggal dalam rumah, tetapi dalam pekuburan."

Kontradiksi hanya terjadi jika suatu pernyataan mengakibatkan pernyataan lain yang terkait menjadi mustahil. Jika Markus atau Lukas mengatakan bahwa hanya ada satu orang yang kerasukan setan yang menemui Yesus sementara Matius mengatakan bahwa ada dua yang datang, maka terjadilah kontradiksi. Tetapi, jika memang terdapat dua orang kerasukan setan, maka berarti paling tidak memang ada satu orang untuk diceritakan. Karenanya, tidak ada kontradiksi di sini.

Faktanya sederhana saja yaitu Matius menyebutkan kedua-duanya sementara Markus dan Lukas hanya menyebutkan salah satu dari mereka. Mungkin sekali waktu itu memang ada 2 orang yang kerasukan setan, tetapi yang satu lebih parah keadaannya yaitu seorang yang dirasuki oleh "legion" (pasukan setan) sehingga Markus dan Lukas hanya menyoroti yang satu itu.

Selasa, 08 Juli 2003

17) Di mana Yesus menemui orang kerasukan setan ?

17) Di mana Yesus menemui orang kerasukan setan ?
a. Di Gadara (Matius 8:28)
b. Di Gerasa (Markus 5:1-2).

JAWAB : (Kategori : salah memahami makna kata dalam bahasa asli)

Matius 8:28,
Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu.
Markus 5:1-2
Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia.

Apa perbedaan Gadara dan Gerasa?
Gerasa adalah sebuah kota,
Gadara adalah sebuah propinsi.

Maka, Gerasa terdapat di Propinsi Gadara. Jadi, keduanya benar.

Sabtu, 28 Juni 2003

16) Berapa jumlah orang buta yang bertemu Yesus di Yerikho?

16) Berapa jumlah orang buta yang bertemu Yesus di Yerikho?
a. Dua orang buta (Matius 20:29-30).
b. Hanya satu orang buta saja (Markus 10:46).

JAWAB : Kategori : salah mengaitkan cerita yang satu dengan yang lainnya)

Matius 20:29-30
"Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya keluar dari Yerikho, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Ada dua orang buta (duo tuphloi) yang duduk di pinggir jalan mendengar, bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru: 'Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!'"

Markus 10:46,
"Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan."

Naskah Yunani TR: kai erkhontai eis hierikhô kai ekporeuomenou autou apo hierikhô kai tôn mathêtôn autou kai okhlou hikanou huios timaiou bartimaios ho tuphlos ekathêto para tên hodon prosaitôn.

Masih ada satu ayat lagi:
Lukas 18:35,
"Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta (tuphlos tis) yang duduk di pinggir jalan dan mengemis."

Kisah di atas mencakup dua lokasi dan dua peristiwa berbeda karena ada dua kota Yerikho, yang pertama adalah kota tua Yerikho dan yang satu lagi adalah kota Yerikho yang dibangun oleh raja Herodes. Dua orang buta dalam Matius dijumpai oleh Yesus Kristus saat Dia keluar dari kota tua Yerikho dan saat Dia mendekati kota Yerikho yang satu lagi -- Lukas menulis eggizein dari eggizô, artinya menghampiri, meraih, menjangkau, saat itulah Yesus Kristus menyembuhkan seorang lagi yang bernama Bartimeus.

Yerikho adalah sebuah kota di lembah Yordan. Kira-kira 12 kilometer sebelah utara laut Mati. Kota Yerikho dari PL yang disebut kota tua Yerikho ditempatkan pada bukit puing-puing Tell Es-Sultan. Herodes Agung membangun sebuah Yerikho baru sebagai tempat tinggalnya di musim dingin (sekarang Tulul Abu El-'alayik) di sebelah barat-daya kota yang tua, pada tempat keluarnya wadi Kilt.

Tidak ada kontradiksi. Matius 20:29-30 menjelaskan masalah ini; begitu Yesus meninggalkan Yerikho memang ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan. Jika memang ada dua, maka paling tidak memang ada satu yang bisa diceritakan. Satu yang paling difokuskan oleh dua ayat lainnya adalah yang bernama Bartimeus. Keduanya berteriak (Matius 20:29-30). Tetapi, Markus dan Lukas hanya berfokus pada si Bartimeus, mungkin karena dialah yang berteriak paling kuat dan paling bertekad kuat untuk disembuhkan, tekad ini sangat penting diperhatikan karena Allah mau supaya kita gigih menyampaikan kebutuhan kita kepada-Nya.

Jumat, 06 Juni 2003

15) Kesaksian Yesus tentang dirinya, benar atau tidak benar?

15) Kesaksian Yesus tentang dirinya, benar atau tidak benar?
a. Tidak benar (Yohanes 5: 31).

b. Benar (Yohanes 8:14).


JAWAB : (Kategori :
salah memahami konteks historis )

Yohanes 5:31-32

Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.


Versus :


Yohanes 8:14-19

8:14 Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku i
tu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi.
Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi.
8:15 Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun,

8:16 dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.

8:17 Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah;

8:18 Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku."

8:19 Maka kata mereka kepada-Nya: "Di manakah Bapa-Mu?" Jawab Yesus: "Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku.


Dalam Yohanes 5:31 Yesus menjawab tuduhan para lawan-Nya yang menuntut, "Bukti apakah yang dapat Engkau ajukan, bahwa pernyataan-Mu benar?" Yesus mengemukakan prinsip-prinsip universal, yaitu bahwa bukti yang dikemukakan hanya oleh satu orang dan tak didukung oleh apa-apa yang lain tidak dapat dianggap sebagai bukti yang benar. Jadi harus ada paling sedikit dua saksi.


Bandingkan dengan ayat berikut ini:

HUKUM DWIGANDA SAKSI:

"Atas keterangan dua atau tiga orang saksi haruslah mati dibunuh orang yang dihukum mati; atas keterangan satu orang saksi saja janganlah ia dihukum mati." (Ulangan 17:6)


"Satu orang saksi saja tidak dapat menggugat seseorang mengenai perkara kesalahan apapun atau dosa apapun yang mungkin dilakukannya; baru atas keterangan dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak disangsikan." (Ulangan 19:15)


Paulus pernah pula mengemukakan hal ini dalam ayat di bawah ini: 2 Korintus 13:1

"Ini adalah untuk ketiga kalinya aku datang k
epada kamu: Baru dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah."


Yesus pun mengatakan bahwa jika orang Kristen mengajukan tuduhan terhadap sesamanya, ia harus membawa beberapa orang saksi.

"Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan." (Matius 18:16)


Jawaban Yesus terhadap lawan-Nya sepenuhnya mengikuti hukum Yahudi yang berkenaan dengan penguatan bukti atas tuduhan. Jadi Yesus pun setuju bahwa kesaksian yang dibuat-Nya tentang diri-Nya sendiri tidak perlu dibenarkan. Yesus menceritakan pekerjaan-Nya itu bukan untuk menonjolkan diri-Nya sendiri melainkan untuk menonjolkan kuasa Allah yang bekerja di dalam dan melalui diri-Nya. Saksi agung Yesus adalah Allah sendiri.


Berbeda - bukan bertentangan - dengan Yohanes 8:14
, Yesus menjawab jawaban Dia sendiri adalah cukup.
Dia menyadari benar kuasa-Nya sendiri, sehingga tidak perlu ada saksi lain. Dan sebenarnya Yesus memiliki saksi, saksi yang justru dipermasalahkan oleh orang-orang Farisi : " Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku" (Yohanes 8:18). Bukankah Sang Bapa sendiri telah bersaksi tentang Anak-Nya dengan suara lantang dari langit sesaat setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, : "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan" (Lukas 3:22).


Bahwa Yesus menjawab mereka, "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar". Ini dikatakan karena Dia tidak berbohong. Dia adalah Mesias yang tidak berdosa yang datang dari Allah. Dengan demikian semua perkataan-Nya adalah benar dan dapat dipercaya sepenuhnya.


Kesaksian Yesus tentang diri-Nya ini bukanlah kebanggaan yang timbul dari kepercayaan atas diri sendiri. Suatu ilustrasi yang dapat membantu misalnya seorang ahli bedah yang pintar yakin atas ketetapannya sendiri; dia tidak membutuhkan orang lain untuk mendukung dia, saksinya adalah ketrampilannya sendiri. Seorang ahli hukum atau hakim yang besar yakin atas interpretasi dan penerapan hukum, bukan karena dia bangga akan pengetahuannya, tetapi disebabkan oleh dia tahu bahwa dia tahu. Demikian pula halnya dengan Yesus, Dia tidak membutuhkan kuasa lain untuk mendukung tuntutan-Nya kecuali hubungan-Nya dengan Allah.


Yesus berkata dalam kenyataan sesungguhnya bahwa Dia telah mempunyai saksi kedua, dan saksi kedua itu adalah Allah yang Ia sebut Bapa
. Allah memberi kesaksian atas otoritas yang tertinggi dari Yesus dapat dilihat dalam berbagai hal di bawah ini:

1. Kesaksian Allah ada dalam kata-kata Yesus.
Tidak ada seorang pun dapat berkata-kata dengan hikmat kecuali Allah memberikannya pengetahuan.

2. Kesaksian Allah adalah perbuatan-perbuatan Yesus.
Tidak ada seorang pun dapat berbuat perkara-perkara yang demikian, kecuali Allah bertindak melalui dia.

3. Kesaksian Allah ada di dalam akibat tindakan Yesus pada manusia. Dia mengerjakan perubahan dalam diri manusia yang jelas tidak mungkin dapat dikerjakan oleh kuasa manusia.

4. Kesaksian Allah nampak dalam reaksi orang terhadap Yesus.

Jadi Yohanes 5:31 dapat diilustrasikan dengan kesaksian di pengadilan yang memerlukan saksi lain, sedangkan Yohanes 8:14 dapat diilustrasikan dengan kesaksian seorang dokter mengobati pasiennya, tanpa perlu didukung oleh saksi lain, dia dapat mengobati dengan keahliannya.

Jumat, 30 Mei 2003

14) Bolehkah membawa tongkat dan kasut dalam perjalanan ?

14) Bolehkah membawa tongkat dan kasut dalam perjalanan ?
a. Ya, boleh ! (Markus 6: 7-9).

b. Tidak, tidak boleh!! (Matius 10: 9-10, Lukas 9:1-3).


JAWAB :
(Kategori : salah memahami makna kata dalam bahasa asli)

Markus 6:8,

"dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan,
boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju"

Matius 10:9-10,

"Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya."


Lukas 9:3,

"kata-Nya kepada mereka: 'Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju."


Tidak ditemukan adanya varian tekstual dalam manuskrip-manuskrip Yunaninya yang mungkin bisa mengakibatkan perbedaan ini. Kata "membawa" dalam Markus 6:8 dan Lukas 9:3 adalah "airo". Dalam Matius 10:9,
asal kata "membawa" adalah "ktaomai".

Markus mencatat bahwa Yesus mengizinkan para murid untuk membawa tongkat sedangkan Matius dan Lukas mengatakan Dia melarangnya. Ini menyebabkan golongan errantis (golongan yang mengatakan Alkitab mengandung kesalahan) berkata, "Saya tidak tahu caranya untuk mengharmoniskan ketidaksesuaian ini. Kesimpulan yang wajar saya pikir ialah bahwa laporan-laporan itu tidak sesuai dan sedikitnya satu dari Injil itu keliru."


Menyatukan laporan-laporan itu, Yesus mengizinkan para murid membawa tongkat yang sudah mereka punyai (Markus). Tetapi mereka jangan mengambil tongkat kalau mereka tidak mempunyainya atau bisa berjalan baik tanpa tongkat (Lukas). Yang ditekankan ialah jangan membeli atau mencari tongkat (Matius memakai kata kerja ktêsêsthe dari ktaomai memiliki, menyediakan; berlainan dengan Markus dan Lukas, airôsin dari kata airô artinya mendapatkan). Ide pokoknya dari perintah Yesus sudah jelas: jangan menyediakan apa-apa untuk misi ini.


Jadi Matius mengklarifikasikan perintah ini dengan menuliskan bahwa para murid diperintahkan untuk tidak membawa apa pun lagi selain apa yang sudah mereka miliki. Bagaimanapun, tiap ayat menyatakan agar para murid pergi sebagaimana mereka adanya, tanpa membawa perbekalan apa pun. Hanya bersandar kepada Allah.