Senin, 21 Agustus 2006

121) Apa dulu yang dilakukan dalam perjamuan kudus?


121) Apa dulu yang dilakukan dalam perjamuan kudus ?  
a. Roti lalu anggur (Matius 26: 26-29, Markus 14:22-25)  
b. Anggur lalu roti (Lukas 22: 17-20)  

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat)  

Matius 26:26-29  
26:26 Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." 
26:27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.  
26:28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.  
26:29 Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku."  

Markus 14:22-25  
14:22 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku."  
14:23 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu.  
14:24 Dan Ia berkata kepada  mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.  
14:25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah."  
versus  
Lukas 22:17-20  
22:17 Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu.
22:18 Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang."  
22:19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."  
22:20 Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah PB oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.  

Sebenarnya tidak ada kontradiksi, karena pada Lukas 22:20 itu barulah Yesus Kristus mengangkat cawan dan menjelaskan arti cawan itu demikian  "Cawan ini adalah  PB  oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.". Inilah yang menjadikan apa yang ditulis dalam Lukas sepakat dengan apa yang ditulis dalam Matius 26:27-28 dan Markus 14:23-24, yaitu diucapkan setelah penyajian roti. Ketiganya juga menulis penjelasan Yesus mengenai lambang "darah yang tercurah" sebagai penebusan dosa yang akan segera dilaksanakan Yesus dengan mati di kayu salib.  

Perlu diketahui bahwa Tradisi Perjamuan Paskah orang Yahudi, cawan anggur tidak disajikan 1 kali saja, tetapi disajikan 4 kali! (dengan demikian apa yang ditulis oleh Lukas yang juga menyertakan penyajian anggur sebelumnya tidak bisa dipersalahkan /dianggap kontradiksi). Sebab ketika Yesus mengatakan "cawan anggur" sebagai lambang darah yang tercurah secara sepakat ditulis oleh Injil-Injil Sinoptik pada akhir perjamuan setelah makan roti yaitu penyajian cawan anggur ke-4 (yang terakhir) menurut tradisi Perjamuan Paskah Yahudi. 

Sabtu, 19 Agustus 2006

120) Yohanes 8:29 -Tuhan menyertai Aku, Tuhan tidak membiarkan Aku sendiri. VS Matius 27:46 - Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?


120) Yohanes 8:29 -Tuhan menyertai Aku, Tuhan tidak membiarkan Aku sendiri. VS Matius 27:46 - Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?  

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat)  

Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya." (Yohanes 8:29) 
Versus  
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?  (Matius 27:46) 

Apa yang tertulis dalam Yohanes 8:29 bandingkan dengan :  Yohanes 10:30  
Aku dan Bapa adalah satu  
TR Translit , egô kai ho patêr hen esmen.  
Ayat diatas lebih lanjut dipertegas dalam ayat-ayat :  "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa"  (Yohanes 14:9), dan "Akulah jalan dan kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku."  (Yohanes 14:6).  
Namun apakah ayat-ayat diatas ini bertentangan dengan Matius 27:46?  Maka kita perlu melihat apa sebab Yesus mengatakan demikian.  

Mazmur 22:2  
Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.  
Hebrew Translit, ELI ELI LAMAH 'AZAVTANI RAKHOK MISHU'ATI DIVRÊY SHA'AGÂTÎ  

"Eli, Eli, lama sabakhtani?"  itu menyerukan kepahitan yang dialami Kristus karena Ia harus terpisah dari  Allah Bapa karena Ia harus menanggung dosa manusia. Hukuman dosa adalah keterpisahan. Kalau Yesus menanggung hukuman dosa, maka Dia harus mengalami keterpisahan (dan kematian). Keterpisahan itulah yang menyakitkan hati-Nya. Ini adalah perkataan keempat dalam  7 perkataan salib  dan ini adalah kategori ―ucapan penderitaan rohani‖.  

Kita tahu bahwa ketika Yesus disalibkan, Dia mengalami banyak siksaan. Dia diludahi dan diolok-olok. Mereka mengenakan duri tajam di kepala-Nya, mencabik-cabik punggung-Nya dengan cambuk berpaku, dipaku ke salib, dan ditusuk dengan tombak. Dia bahkan ditinggalkan murid-murid-Nya sendiri. Penderitaan fisik-Nya sangat hebat. Mereka bahkan mencabuti janggut di wajah-Nya. Tapi kita tidak pernah mendengar Tuhan Yesus mengeluh karena siksaan tersebut. Sebaliknya, puncak dari kesakitan-Nya dan penderitaan-Nya adalah ketika Ia berkata,  "Allah-Ku, Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Puncak penderitaan yang sebenarnya bagi Yesus adalah ketika "ditinggalkan Allah dan dibiarkan sendiri." Ini jauh lebih menyakitkan daripada duri dan tombak dan paku dan cambuk dan ludah dan lain sebagainya--ditinggalkan Allah.  

Mengapa Roh Allah harus pergi? Sebab kalau tidak demikian Yesus tidak akan pernah bisa mati; dan ini adalah keharusan/cawan pahit yang harus diterima oleh Yesus bahwa Dia harus mati sebagai ―kurban‖ atas dosa-dosa manusia. Oleh karena keterpisahan itu, kita telah ditebus oleh Kristus. Setiap kita yang percaya  pada-Nya dan mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat, kita dipersatukan kembali dalam komunitas  yang kudus dengan Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.  
Namun apakah Roh Allah itu seterusnya meninggalkan-Nya? Tentu tidak, karena setelah itu Ia bangkit!  Dan  Ia naik ke Surga kembali kepada kemuliaan-Nya. 

Selasa, 15 Agustus 2006

119) Apakah 12 murid Yesus selamat masuk surga (Matius 19:28 ) atau tidak ? (Yohanes 6:70, Yudas Iskariot adalah iblis)


119) Apakah 12 murid Yesus selamat masuk surga (Matius 19:28 ) atau tidak ? (Yohanes 6:70, Yudas Iskariot adalah iblis)

JAWAB :  (Kategori : salah memahami cara kerja Tuhan dalam sejarah) 

Matius 19:28  
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.  
Versus  
Yohanes 6:70  
Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis."  

Kita harus melihat konteks ayat manakala mempermasalahkannya, dan keduanya sebenarnya tidak berkontradiksi. Yang dibicarakan dalam Matius 19:28 adalah upah mengikut Yesus, selengkapnya kita baca ayat-ayat sebelumnya supaya kita bisa mengerti konteksnya :  

Matius 19:16-26 Orang muda yang kaya  
19:16 Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"  
19:17 Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." 
 19:18 Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,  
19:19 hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."  
19:20 Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"  
19:21 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."  
19:22 Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.  
19:23 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.  
19:24 Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."  
19:25 Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"   
19:26 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."  

Matius 19:27-28 upah mengikut Yesus 
19:27 Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?"  
19:28 Kata Yesus  kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.  

Jelas sekali muatan apa yang akan dibicarakan dalam Matius 19:28 adalah hal "MENGIKUT YESUS". Matius 19:16-26 berceritera mengenai seorang muda yang kaya, namun ia gagal dalam hal mengikut Yesus sebab ia lebih  cinta  berat kepada harta miliknya daripada mengikut Yesus.  

Matius 19:27-28 mencatat bahwa Petrus (salah satu murid Yesus) sudah melihat bahwa orang muda yang kaya itu tidak rela meninggalkan kekayaannya dan mengikut Yesus menjadi murid-Nya, walaupun Yesus sudah berbicara tentang apa yang hendak diperolehnya (yaitu Kehidupan yang Kekal). Sifat Petrus ini adalah bahwa ia selalu langsung mengutarakan apa yang timbul dalam hatinya; karena itu ia berkata kepada Yesus :  "Kami ini (ke-duabelas murid) telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?".  

Benarlah apa yang dikatakan Petrus bahwa dia dan teman-temannya meninggalkan segala sesuatu. Dalam hal ini Petrus meninggalkan profesi mata pencahariannya sebagai nelayan dan ia mengikut Yesus (Matius 4:19). Menjawab apa yang ditanyakan Petrus (dimana ia berbicara atas nama murid-murid lainnya), Yesus memakai juga "jumlah 12" sebagai rujukannya, dan juga merujuk kepada Yesaya 65:17  "Sebab sesungguhnya, Aku (TUHAN) menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru…". Di penciptaan yang baru itu Anak Manusia (yaitu Yesus) bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, dan ke-duabelas murid akan duduk juga di  atas  takhta-takhta  dan akan menghakimi ke-12 suku Israel.  

Yesus Kristus adalah Juruselamat dunia, tetapi tugas-Nya yang pertama adalah mengadakan pembaharuan rohani bangsa Israel (bandingkan dengan Roma 1:16  "Injil menyelamatkan pertama-tama orang Yahudi (Israel), juga orang Yunani (non-Israel)"). Yesus telah mengumpulkan 12 murid-Nya boleh menghakimi orang-orang Israel menurut respons yang diberikan orang Israel terhadap Injil yang diberitakan.  

Selanjutnya kita baca ayat berikutnya :  Matius 19:29-30  
19:29 Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.  
19:30 Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."  

Pada ayat 29, Yesus berkata lebih luas (tidak tertutup kepada ke-12 murid-Nya itu saja) melainkan juga untuk lingkungan yang lebih luas, yakni semua orang yang meninggalkan hartanya atau sanak-saudaranya karena Yesus Kristus. Pada abad pertama Masehi (zaman Jemaat mula-mula terbentuk), mengikut Yesus adalah hal yang sulit, orang yang masuk menjadi jemaat Kristus dibuang oleh keluarganya. Namun upah mengikut Yesus tidak setara jika dibandingkan dengan penderitaan di dunia ketika mereka dibuang. Yesus Kristus dengan tegas berkata orang-orang yang mempunyai komitmen demikian akan menerima kembali 100 lipat kali ganda dan memperoleh hidup yang kekal. Ini bisa dipandang sebagai "ganti kerugian" dari segala kesulitan/penderitaan yang menimpa seorang pengikut Kristus yang setia. Bahwa persekutuan abadi dengan Tuhan adalah inti dari hidup yang kekal itu.  

Pada ayat ke 30, Yesus berbicara mengenai "kegagalan" orang yang mengikut Yesus, bahwa mereka "yang mula-mula" mengikut Yesus bisa gagal sehingga ia menjadi "yang terakhir". Dan orang "terakhir" bisa menjadi "yang terdahulu". Penjelasan mengenai ini bisa dimengerti lebih lanjut pada Matius pasal 20, dimana Yesus memberikan pengajaran dengan suatu perumpamaan yaitu "Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun Anggur".  

Setelah kita mengerti apa konteks dari Matius 19:28, kita bisa menimbang bahwa ayat ini tentu tidak bisa dipertentangkan dengan apa yang tertulis dalam Yohanes 6:70. Apalagi Yesus dalam Matius pasal 19 juga menyinggung tentang "kegagalan" orang yang mula-mula dipilih.  

Dalam hal ini Yudas Iskariot adalah seorang "yang gagal" dalam mengikut Yesus, karena dalam hal ini ia juga mencintai harta (Matius 26:14-16, Yudas menjual Yesus dengan 30 uang perak), hal lebih "cinta harta" ini sebagaimana seorang muda yang kaya yang diceritakan dalam Matius 19:16-26. 
Dan angka 12 tidak bisa dikatakan sebagai hal yang mutlak bahwa "Yudas Iskariot harus selamat". Yudas mengalami kebinasaan karena ulahnya sendiri, dan inilah yang membuat dia gagal dalam memperoleh kehidupan yang kekal, sebagaimana dijanjikan Yesus dalam Matius 19:28-29. Dan lebih lanjut, Alkitab mencatat, sepeninggal Yudas Iskariot, jumlah murid inti tetap 12 :  

Kisah 1:15-26 Matias dipilih menggantikan Yudas  
1:26 Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu.  

Dengan demikian kalau kita hubungkan dengan apa yang dikatakan oleh Yesus Kristus dalam Matius 19:28, maka akan selalu genap. Dan sebenarnya murid-murid Yesus itu tidak tertutup pada bilangan inti 12 itu saja. Semua orang yang percaya dan mengikut Kristus, mereka adalah murid-murid Kristus. 
Kepada seluruh orang percaya ini juga dijanjikan  takhta  untuk bersama-sama memerintah dengan Kristus : Wahyu 22:5  Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.  

Ibrani 4:16  
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri  takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.  
TR Translit, proserchômetha oun meta parrêsias tô  thronô  tês charitos  hina labômen eleon kai charin eurômen eis eukairon boêtheian  

Jumat, 11 Agustus 2006

118) Haruskah kita melawan terhadap musuh?


118) Haruskah kita melawan terhadap musuh ?  
a. Kasihilah musuhmu (Matius 5: 39, 44)  
b. Yesus ingin semua musuhnya dibunuh (Lukas 19: 27)  

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat)  

Yesus memang jelas mencanangkan Hukum Kasih, termasuk mengasihi musuh : Matius 5: 39, 44  
5:39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.  
5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.  

Namun untuk mengerti apa yang tertulis dalam Lukas 19:27 sebaiknya dibaca keseluruhan perikop, sehingga kita tahu apa konteks ayat itu; tidak bisa dicomot sendirian kemudian digunakan untuk menuduh, baiklah kita baca ayat-ayat selengkapnya:  

Lukas 19:11-27 Perumpamaan tentang uang mina  
19:11 Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan.  
19:12 Maka Ia berkata: "Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali.  
19:13 Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.  
19:14 Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.  
19:15 Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing.  
19:16 Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.  
19:17 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.  
19:18 Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina.  
19:19 Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.   
19:20 Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan.  
19:21 Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur.  
19:22 Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang  jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur.  
19:23 Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.  
19:24 Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu.  
19:25 Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina.  
19:26 Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.  
19:27 Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku."  

Kamis, 10 Agustus 2006

117) Kemana Iblis membawa Yesus?


117) Kemana Iblis membawa Yesus ?  
a. Ke bubungan bait Allah lalu ke atas gunung (Matius 4: 5-8)  
b. Ke atas gunung lalu ke bubungan bait Allah (Lukas 4: 5-9)  

JAWAB :  
Matius 4:5-11  
4:5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,  
4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."  
4:7 Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" 
4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,  
4:9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."  
4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"  
4:11 Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.  
versus  
Lukas 4:5-13  
4:5 Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.  
4:6 Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.  
4:7 Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."  
4:8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan,  
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"  
4:9 Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, 
4:10 sebab ada  tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau,  
4:11 dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."  
4:12 Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"  
4:13 Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.  

Matius 4:5-10 menempatkan anjuran untuk meloncat dari bubungan Bait Allah sebagai yang kedua di antara tiga pencobaan yang dihadapi Yesus Kristus, sedang tawaran untuk mendapat seluruh kerajaan dunia sebagai pencobaan ke-3. Lukas  4:5-12 menempatkan tawaran akan kerajaan dunia sebagai pencobaan nomor 2, sedang melompat dari bubungan sebagai nomor 3. Di  sini kita menghadapi ketidakcocokan dengan jelas. Bagaimana kita menjelaskan hal ini ? Dapat dimengerti bahwa hal ini merupakan salah satu dari 
pertanyaan  tuduhan yang sering diperdebatkan yang dikemukakan di berbagai diskusi mengenai kisah-kisah Sinoptis yang berkaitan dengan kehidupan Yesus Kristus di dunia. Namun, ini sebenarnya tidak unik, karena  masalah-masalah serupa muncul dalam kaitan dengan pengutukan terhadap pohon Ara dalam Matius 21:18-19 (lihat Kontradiksi  sebelumnya). Demikian juga, bandingkan ayat mengenai "tongkat" dalam Markus 6:8 ("kecuali tongkat") dengan Matius 10:10 dan Lukas 9:3 ("jangan membawa tongkat"). Pada masing-masing 
kasus itu muncul berbagai perbedaan teknis karena tujuan khusus dari para penulis Injil Sinoptis saat mereka memberikan gambaran mengenai Yesus menurut versi mereka.  

Dalam hal urutan yang berbeda antara pencobaan yang kedua dan ketiga, sebagaimana dicatat oleh Matius dan Lukas, kita perlu memperhatikan kata keterangan dan kata sambung yang dipakai oleh mereka masing-masing waktu menceritakan episode tersebut. Dalam Injil Matius, ada penekanan yang lebih nyata terhadap
urutan-urutan dua pencobaan tersebut dibandingkan dengan Injil Lukas. Matius 4:5 mengatakan  "Kemudian"  (Yunani "tote") Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait 
Allah" :  
Kemudian  Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,  
KJV, Then the devil taketh him up into the holy city, and setteth him on a pinnacle of the temple,  
Translit Interlinear,  tote {kemudian}  paralambanei {membawa} auton {Dia} ho diabolos {iblis} eis {kedalam} tên hagian {suci} polin {kota} kai {dan} istêsin {menempatkan} auton {Dia} epi {diatas} to 
pterugion {bubung} tou hierou {bait suci}  

Setelah Yesus menolak menjatuhkan Diri-Nya dari sana, seperti yang dianjurkan Iblis, kita baca "Dan Iblis membawa-Nya "pula" (Yunani, "palin") ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia".  

Matius 4:8 
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,  
KJV, Again, the devil taketh him up into an exceeding high mountain, and sheweth him all the kingdoms of the world, and the glory of them;   
Translit Interlinear,  palin {pula}  paralambanei {membawa} auton {Dia} ho diabolos {iblis} eis {ke} horos {gunung} upsêlon {tinggi} lian {sangat} kai {dan} deiknusin {memperlihatkan} autô {kepada Dia} pasas {semua} tas basileias {kerajaan-kerajaan} tou {di} kosmou {dunia} kai {dan} tên doxan {kebesaran} autôn {mereka}  

Dua kata keterangan "tote" dan "palin", kelihatan benar-benar sangat spesifik  –  begitu spesifik sehingga seandainya pencobaan kedua dan pencobaan ketiga  tidak menempati urutan tersebut maka Matius pasti telah keliru.  

Tetapi dalam Injil Lukas, kata sambung sederhana "kai" ("dan";  LAI  menterjemahkannya dengan "kemudian") adalah satu-satunya kata yang memasukkan pencobaan kedua yang disebutkan (tawaran akan kerajaan dunia). Demikian juga pencobaan ketiga (meloncat dari bubungan) hanya diajukan dengan kata sambung "kai":  

Lukas 4:5  
Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,  
KJV, And the devil, taking him up into an high mountain, shewed unto him all the kingdoms of the world in a moment of time. 
Translit Interlinear,  kai {dan}  anagagôn {membawa naik} auton {Dia} ho diabolos {iblis} eis {ke} horos {gunung} upsêlon {tinggi} edeixen {ia memperlihatkan} autô {kepada-Nya} pasas {semua} tas basileias {kerajaan-kerajaan} tês oikoumenês {dunia} en {dalam} stigmê {sesaat} chronou {waktu}  

Lukas 4:9  
Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah,  
KJV, And he brought him to Jerusalem, and  set him on a pinnacle of the temple, and said unto him, If thou be the Son of God, cast thyself down from hence:  
Translit Interlinear, kai {dan} êgagen {ia mengantar} auton {Dia} eis {ke} ierousalêm {yerusalem} kai {dan} estêsen {menempatkan} auton {Dia} epi {diatas} to pterugion {bubung} tou hierou {bait suci} kai {dan} eipen {berkata} autô {kepadaNya} ei {jika} ho huios {Anak} ei {Engkau adalah} tou theou {Allah} bale {lemparkanlah} seauton {diri-Mu} enteuthen {dari sini} katô {ke bawah}  

Apa yang ditulis oleh Lukas tidak begitu tegas menempatkan suatu urutan peristiwa, sebagaimana Matius menulisnya (bandingkan pemakaian kata "tote" dan "palin").  Ini mirip dengan seseorang yang kita tanyai : "apakah Anda sudah sarapan?" Dan ia menjawab "sudah, secangkir teh dan roti". Padahal dia disuguhi dulu roti dan kemudian baru teh. Namun ia menyebutkan dulu "secangkir teh" baru kemudian menyebutkan "roti", karena yang pertama terpikir olehnya adalah teh, karena barangkali dia lebih menyukai minum teh daripada makanan utamanya.  

Dapatkah  jawaban dari orang ini kita persalahkan karena situasi-situasi ini? Nyaris tidak bisa! Begitu juga Lukas tidak bisa dipersalahkan karena membalik urutan tersebut dari sudut kronologis untuk memenuhi urutan gagasannya, jika memang dia yang telah membalik urutan tersebut, dan bukan Matius.  

Dari bukti dua kata keterangan yang disebutkan di  atas, kita secara logis bisa menyimpulkan bahwa Matius mengikuti urutan historis ketika menempatkan kejadian di  atas bubungan mendahului kejadian di puncak gunung. Tetapi, bagi Lukas, mungkin terdapat urutan yang lebih logis menurut pandangannya dengan menempatkan pencobaan tentang mengambil jalan pintas yang cepat menguasai dunia sebagai tahap yang cocok untuk berada di tengah di  antara pencobaan-pencobaan yang berurutan, mulai dari yang ringan sampai ke yang berat itu, dan bukan peragaan kekuatan adikodrati yang membentuk suatu klimaks di depan kumpulan besar umat yang sedang beribadah di Bait Allah di Yerusalem.  

Bahwa Lukas, dianggap kurang tepat dalam menyajikan urutan kronologis dibanding dengan Matius mungkin kelihatan mengejutkan, sebab biasanya Lukas adalah yang paling teliti di antara semua penulis Injil Sinoptis kalau mengenai urutan yang benar. Tetapi, dalam pasal yang khusus ini tampaknya dia  lebih suka memilih urutan bersifat antisipatif dengan maksud memberikan efek dramatis. Ini sangat jelas dikemukakan oleh episode berikutnya : kedatangan Yesus ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Merupakan perkembangan yang sangat menonjol bahwa segera setelah Dia melewati tantangan berupa peperangan rohani melawan Iblis (Lukas 4:1-13), jadi dengan demikian membuktikan keperkasaan-Nya sebagai Mesias, Yesus pasti mula-mula kembali kepada umat-Nya sendiri di Nazaret. Tetapi, di sana Dia menemukan ketidakpercayaan dan penolakan terhadap diri-Nya dan bahkan nyawa-Nya terancam sebelum Dia akhirnya berangkat menuju Kapernaum.  

Yang sangat penting di tengah Dia menyampaikan khotbah di rumah ibadah di Nazaret, Yesus mengutip orang banyak tersebut bersungut-sungut terhadap-Nya:"Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!"  (Lukas 4:23). Tetapi yang menarik dari ucapan ini ialah bahwa sampai dengan waktu itu Lukas sama sekali tidak menyebut tentang Kapernaum, namun orang banyak yang ada di  hadapan Yesus telah mendengar mujizat-mujizat yang telah dilakukan di sana. Sesudah Dia menghindar dari huru-hara yang timbul karena khotbah-Nya barulah Yesus kembali ke Kapernaum yang sudah mulai Dia pakai sebagai markas-Nya. Di sana, Yesus diterima dengan lebih hangat serta lebih dihargai daripada di Nazaret (Lukas 4:31-32), dan disanalah Dia melakukan mujizat-mujizat yang luar biasa berupa menyembuhkan orang yang dirasuk setan di rumah ibadah mereka (Lukas 4:33-37) dan juga menyembuhkan ibu mertua Petrus yang terbaring sakit diambang kematian karena demam  yang keras (Lukas 4:38-39). Bisa jadi penyembuhan-penyembuhan khusus ini dilakukan sesudah Yesus mengunjungi Nazaret; tetapi berdasarkan ayat 23 tidak dapat disangsikan bahwa Yesus sudah pernah berada di Kapernaum dan telah melakukan beberapa mujizat luar biasa di  sana  sebelum  Dia pergi ke Nazaret (bandingkan dengan Lukas 4:14-15). Meskipun demikian, Lukas baru menyebut nama Kapernaum  sesudah  kejadian Nazaret. Keuntungan yang dia peroleh dari perbedaan yang besar antara dua kota ini mungkin telah mendorongnya untuk dalam kasus inipun Lukas tidak menulis suatu peristiwa berdasarkan urutan kronologis waktu, sebagaimana peristiwa pencobaan yang dialami Yesus di padang gurun. Dengan demikian, tidak ada kontradiksi.  

Sabtu, 05 Agustus 2006

116) Siapakah yang melihat roh turun dari langit? Yesus atau Yohanes?


116) Siapakah yang melihat roh turun dari langit ?  
a. Yesus (Matius 3: 16, Markus 1: 10)  
b. Yohanes (Yohanes 1: 32)  

JAWAB :  
Yesus melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya setelah Ia keluar dari air :  
Matius 3:16  
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan  Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,  

Yohanes Pembaptis bersaksi tentang Yesus :  
Markus 1:6-11 
 1:6 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.  
1:7 Inilah yang diberitakannya: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. 
 1:8 Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus."  
1:9 Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes.  
1:10 Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya.  
1:11 Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."  
Yohanes 1:32  
Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya.  

Tampaknya  yang dipersoalkan  ialah  tulisan "Ia (Yesus) melihat" dan "Aku (Yohanes Pembaptis) melihat." Namun tidak ada hal yang perlu dipersoalkan karena Yesus dan Yohanes Pembaptis keduanya ada di tempat dan saat yang sama. Selengkapnya kita baca :  
Matius 3:13-17  
3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.  
3:14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"  
3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.  
3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,  
3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."  

Yohanes Pembaptis membaptis Yesus, setelah keluar dari Air. Yesus melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, dan hal ini tentu saja juga dilihat oleh Yohanes Pembaptis sebagai seorang yang membaptiskan Yesus pada peristiwa itu, maka ini sesuai dengan yang disaksikannya pada Yohanes 1:32.  Maka, tidak ada kontradiksi.

Selasa, 01 Agustus 2006

115) Coba baca Matius tentang "Ucapan Bahagia" di situ dikatakan Yesus "naik" ke atas bukit dan berkhotbah, Sementara dalam Lukas 6:17 dikatakan Yesus "turun"..nah pertanyaannya mana yang asli? Matius atau Lukas?


115) Coba baca Matius tentang "Ucapan Bahagia" di  situ dikatakan Yesus "naik" ke atas bukit dan berkhotbah, Sementara dalam Lukas 6:17 dikatakan Yesus "turun"..nah pertanyaannya mana yang asli? Matius atau Lukas?  

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat)  

Dua-duanya asli…. 
Lukas 6:17  
Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem 
dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon.  
Interlinear, kai {lalu} katabas {turun} met {bersama} autôn {mereka} estê {Ia berdiri} epi {diatas} topou {tempat} pedinou {datar}  kai ochlos {sejumlah besar} mathêtôn {murid-murid} autou {Nya} kai {dan} plêthos polu {sejumlah besar} tou {dari} laou {massa} apo {dari} pasês {seluruh} tês ioudaias {Yudea} kai {dan} ierousalêm {Yerusalem} kai {dan} tês {dari daerah} paraliou {yang dipantai} turou {Tirus} kai {dan} sidônos {Sidon} hoi {yang} êlthon {datang} akousai {untuk mendengarkan} autou {-Nya} kai {dan} iathênai {untuk disembuhkan} apo {dari} tôn nosôn {penyakit-penyakit} autôn {mereka}  

Matius 5:1  
Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.   
Interlinear, idôn {ketika melihat} de {adapun} tous {itu} ochlous {massa} anebê {Ia naik} eis {ke} to oros {gunung} kai {dan} kathisantos {setelah duduk} autou {Ia} prosêlthon {datang mendekati} autô {kepada Dia} hoi mathêtai {murid-murid} autou {-Nya}  

Kedua ayat di  atas bukan kontradiksi, melainkan peristiwa yang terjadi pada kesempatan yang berbeda dan tempat yang berbeda. Secara jelas Lukas menulis "di suatu tempat yang datar" (Yunani, epi topou pedinou) demikianlah disebutkan untuk membedakannya dengan "Khotbah di Bukit" pada Matius pasal 5 s/d 7.  
Peristiwa khotbah yang dicatat oleh Lukas di  sini adalah kesempatan khotbah yang berbeda dengan yang ada Matius pasal 5 s/d 7, materinya pun lebih singkat daripada yang ada di Matius.  
Matius 5:3 mencatat ucapan bahagia yang pertama sebagai berikut :  
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.  
KJV,  Blessed are the  poor in spirit: for theirs is the kingdom of heaven.  
Interlinear, makarioi hoi ptôchoi tô pneumati  hoti autôn estin hê basileia tôn ouranôn  

Sedangkan Lukas menulis demikian :  
Lukas 6:20  
Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah,  hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.   
KJV, And he lifted up his eyes on his disciples, and said, Blessed be ye poor: for yours is the kingdom of God.  
Translit, kai autos eparas tous ophthalmous autou eis tous mathêtas autou elegen makarioi hoi ptôchoi hoti humetera estin hê basileia tou theou  

Apakah di  sini juga terdapat perbedaan sehingga patut dituduhkan "ada kontradiksi"? Sama sekali tidak! Dua ucapan berbeda ini diucapkan pada dua kesempatan serta dua tempat yang berbeda.  Sebagaimana "Khotbah di Bukit" pada Matius pasal 5-7 disampaikan di  atas Gunung di Galilea. Dimana hal itu diucapkan 
terutama kepada murid-murid Yesus, bukan untuk kumpulan massa yang banyak jumlahnya. Versi ringkas dari Ucapan Bahagia seperti terdapat dalam Lukas bukan berlatar belakang di  atas pegunungan manapun, melainkan pada tempat yang datar (epi topou pedinou). Dan ini bukan ditujukan kepada kelompok terbatas, melainkan kepada kumpulan yang besar, murid-murid dan kerumunan orang (massa) yang banyak  yang berasal dari daerah-daerah Yudea, Yerusalem, Tirus dan Sidon.

Selanjutnya Anda juga bisa teliti dalam Injil Matius, bahwa ucapan bahagia yang kedua dari Injil Matius ini muncul dalam bentuk yang sangat berbeda dari ucapan ketiga dalam Injil Lukas. Ucapan ketiga dalam Injil Matius tidak muncul sama sekali dalam Injil Lukas. Ucapan keempat dalam Injil Matius menjadi ucapan kedua dalam Injil Lukas, dengan minus kata-kata "dan haus akan kebenaran". Ucapan kelima, keenam, ketujuh dalam Injil Matius semuanya tidak terdapat dalam Injil Lukas; Ucapan kedelapan dalam Injil Matius muncul  sebagai yang keempat dalam Injil Lukas, dengan bentuk yang cukup berbeda. Dengan ini jelas, selain terdapat keterangan lokasi yang berbeda dan urutan ucapan yang berbeda, menunjukkan bahwa apa yang ditulis Lukas dan Matius disampaikan pada waktu dan tempat yang berbeda, karenanya tidak ada kontradiksi disini.