Minggu, 08 Juli 2012

Dimanakah Yesus Saat Berusia 12-30 Tahun?

DIMANAKAH YESUS SAAT BERUSIA 12 – 30 TAHUN?

Periode 18 tahun yang tidak tercatat (The Silent Period)

Penulis: Ps Bobby M.Th


Kontroversi yang berkembang
Ada pandangan-pandangan yang beredar di masyarakat mengenai di manakah Yesus saat ia berusia antara 12 tahun sampai 30 tahun, yaitu periode 18 tahun dalam hidup-Nya yang tidak tercatat di Alkitab. Banyak versi yang berusaha menjelaskan keberadaan Yesus pada masa tersebut. Ada yang menyebutkan bahwa pada masa itu Yesus pergi ke India untuk belajar, sehingga Ia bisa melakukan berbagai mujizat. Ada juga seorang penulis buku yang bernama Andreas Faber Kaiser dengan judul buku “Jesus Died in Kashmir” ia mengatakan bahwa Yesus pergi ke Tibet untuk mempelajari pengertian mengenai ilahi dan mempelajari hukum-hukum budha. Ia juga menulis bahwa Yesus tidak mati dan naik ke Surga, melainkan pergi ke Kashmir untuk menyembuhkan luka-lukanya dan tinggal disana, kemudian menikah, punya anak dan meninggal pada usia lanjut.

Sebagian dari umat Kristiani mungkin merasa kesal dengan tulisan-tulisan tersebut. Namun, suka atau tidak, hal-hal yang demikianlah yang tersebar dan mempengaruhi pandangan masyarakat umum. Sebagai orang percaya, saya berusaha menggali dan menganalisa fakta-fakta di Alkitab dan sejarah budaya Yahudi untuk “meluruskan” persepsi yang keliru dan tidak historis tersebut dengan memberikan jawaban yang Alkitabiah dan sesuai fakta.

Selasa, 18 Oktober 2011

APAKAH ALLAH PERJANJIAN LAMA KEJAM DAN TIDAK ADIL?

Orang-orang yang tidak percaya sudah sejak lama menggunakan fakta bahwa Israel menghancurkan bangsa-bangsa penyembah berhala di Kanaan sebagai bukti bahwa Allah Perjanjian Lama tidaklah adil dan kejam (Ul. 7:2). Tetapi mereka telah menolak untuk memperhatikan beberapa fakta berikut: Pertama, Allah menanti selama 400 tahun sebelum menghakimi bangsa-bangsa yang jahat ini, yang mengingatkan kita bahwa Dia sangatlah panjang sabar terhadap manusia (Kejadian 15:13-16). Kedua, bangsa-bangsa yang dimaksudkan ini sepenuhnya mempraktekkan segala jenis penyimpangan moral, termasuk inces dan pembakaran anak-anak mereka sendiri. Tidaklah salah secara moral bagi Allah yang kudus, sang pemberi Hukum, untuk menghukum mereka yang dengan sengaja, dan dengan sikap menantang tanpa pertobatan, melanggar hukum-hukumNya. Mereka yang mau menuduh Allah melakukan ketidakadilan atau kekejaman karena Ia menghukum bangsa-bangsa yang jahat sebenarnya bertindak sangat munafik, karena mereka sendiri percaya kepada hukum dan keteraturan, dan mereka mendukung bahwa orang-orang yang melakukan kejahatan seperti pemerkosaan dan penganiayaan seksual terhadap anak dan pembunuhan, pantas untuk dihukum. Ketiga, Allah memberikan belas kasihan kepada orang-orang seperti Rahab yang percaya (Yosua 2). Seluruh Kitab Suci mengajarkan bahwa Allah sangat menyukai belas kasihan lebih daripada penghukuman. Dia “sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (2 Pet. 3:9). Dia ingin semua manusia diselamatkan (1 Tim. 2:4). Keempat, adalah perlu bahwa bangsa-bangsa itu dihancurkan agar Israel dapat berdiri di tanah itu sebagai terang bagi dunia. Kalau bangsa-bangsa itu dibiarkan, Israel akan menjadi korup secara moral dan rohani dalam waktu yang sangat dekat (Ul. 7:2-6). Penghancuran bangsa-bangsa itu sebenarnya adalah tindakan Allah yang penuh belas kasihan. Bangsa-bangsa kafir yang hancur mendapatkan apa yang mereka pantas dapatkan, dan dengan melaksanakan penghakimanNya yang adil atas mereka pada waktu itu, Allah memberikan berkat kepada seluruh dunia. Melalui Israel Allah memberikan kepada dunia wahyuNya yang ilahi dalam Alkitab, dan melalui Israel Dia membawa Juruselamat ke dalam dunia untuk menyediakan keselamatan. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16). Mereka yang menuduh Allah tidak adil dan kejam, mengabaikan fakta bahwa Allah sendiri membayar harga yang dituntut oleh HukumNya yang tegas agar manusia bisa diselamatkan. Hati Allah nyata dalam kata-kata luar biasa yang Yesus ucapkan dari kayu salib mengenai orang-orang yang secara sangat tidak adil menyiksa Dia: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34). Allah yang dinyatakan dalam Alkitab adalah Pribadi yang paling penuh kasih di alam semesta ini. Faktanya, Dia adalah sumber segala kasih dan belas kasih, tetapi Dia juga adalah Allah yang kudus, kudus, kudus, pemberi Hukum, dan Dia tidak dapat dihakimi oleh standar manusia yang inkonsisten dan tidak berarti.

Minggu, 10 Juli 2011

MISTERI TRINITAS

Oleh: Dr. W. A. Criswell

PENDAHULUAN
“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (2 Korintus 13:14).

Trinitas atau Tritunggal disebutkan oleh Rasul Paulus ketika dia menulis suratnya kepada jemaat di Korintus. Ini adalah ucapan salam atau doa berkat yang didasarkan pada ke-Tritunggal-an Allah. “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.” Kita hidup di tengah-tengah misteri yang tidak dapat dipahami. Kita sendiri merupakan bagian dari misteri itu. Bahkan anda mungkin tidak bisa memahami tentang misteri diri anda sendiri. Kadang-kadang baik Alkitab, Tuhan Yesus maupun Rasul Paulus berbicara tentang manusia sebagai dikotomi. Alkitab kadang-kadang menjelaskan kepada kita bahwa manusia terdiri dari psuche dan soma, atau jiwa dan tubuh. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mungkin jiwa dan tubuh itu bersatu atau antara roh dan materi menjadi satu sehingga menjadi manusia.

Kadang-kadang Alkitab dan secara khusus Rasul Paulus menghubungkan kita sebagai trikotomi. Paulus menjelaskan bahwa keberadaan kita terdiri dari materi atau keberadaan fisik (somatikos). Ia juga menghubungkan kita sebagai pribadi yang berpikir (psuchekos), dan ia juga menghubungkan kita sebagai keberadaan rohani yang memiliki sensitivitas terhadap Roh Allah (pneumatikos).

Rabu, 08 Juni 2011

APAKAH ALKITAB ADALAH BUKU AMORAL?

Oleh: Dr. W. A. Criswell

PENDAHULUAN
Apakah ini berarti saya memaafkan/memaklumi pengajaran-pengajaran yang tidak pantas jika saya percaya bahwa Alkitab secara literal benar? Beberapa orang menginginkan saya berpikir demikian. Salah satu fitnahan dari sebagian orang yang menghina dan mentertawakan Alkitab adalah dengan mengatakan bahwa Kitab Suci ini penuh dengan kecacatan moral. Para pengejek ini mengaku menjadi sangat dikejutkan oleh banyaknya pengajaran immoralitas yang ditemukan dalam Alkitab, seolah-olah para pembaca literatur modern, misalnya novel modern, cerita fiksi, dan drama dapat dikejutkan dengan apa yang mereka temukan di dalam Alkitab! Meskipun demikian, ini adalah salah satu anak panah yang melesat dengan cepat menembus tubuh dari Firman Allah yang suci ini.

Salah satu immoralitas yang mereka tunjukkan berhubungan dengan perintah Allah yang ekstrim terhadap bangsa Kanaan kuno. Perintah itu dapat ditemukan dalam Yosua 6:17. Tidak ada keraguan tentang hal itu: perang suci dilaksanakan oleh bangsa Israel sebagai perintah Tuhan adalah benar-benar mengarah kepada pemusnahan bangsa Kanaan kuno ini. Alasan untuk perintah ini berasal dari Tuhan sangatlah nyata.

Sabtu, 28 Mei 2011

APAKAH ALKITAB PENUH KESALAHAN dan KONTRADIKSI?

Oleh: Dr. W. A. Criswell

PENDAHULUAN
Dapatkah saya percaya Alkitab secara literal benar ketika dikatakan bahwa Alkitab dipenuhi dengan kesalahan dan kontradiksi? Saya akan memulai dengan memprotes keras menentang kesan palsu yang ditinggalkan oleh para pengritik modern yang menyebabkan kesan bahwa Alkitab sarat dengan kesalahan. Pada tahun-tahun belakangan ini ada salah satu majalah popular di Amerika yang berisi artikel yang cukup panjang dan luas dengan judul “Twenty Thousand Errors in the Bible.” Jika para pengritik destruktif menggunakan kata-kata ini, maka mereka akan berkata bahwa Alkitab penuh dengan kesalahan-kesalahan besar. Nubuatan-nubuatan di dalamnya tidak digenapi, catatan sejarah di dalamnya bukanlah sejarah, kandungan sains di dalamnya bukanlah sains, kisah-kisah di dalamnya adalah mitos, fakta-fakta di dalamnya hanyalah dongeng, dan secara praktikal tidak ada yang dapat dipercaya di dalamnya. Bagi banyak orang, bahkan bagi banyak orang Kristen, infallibilitas nampak mati di hadapan sejumlah besar kesalahan yang dituduhkan ada di dalam Kitab Suci.

Senin, 28 Maret 2011

Misteri Satu Hari yang Hilang

Bapak Harold Hill adalah presiden direktur dari perusahaan Curtis Engine, di Baltimore Maryland. Perusahaan beliau adalah bergerak di bidang pendidikan ke-antariksaan dan percobaan-percobaan yang berhubungan dengan semua masalah tata surya dan alam semesta.

Salah satu penemuan mereka yang dapat saya katakan menakjubkan adalah ketika mereka melakukan percobaan di Green Belt, Maryland. Percobaan mereka adalah men-cek kebenaran perhitungan manusia dalam sistem penanggalan yang dipakai sekarang ini, men-cek keabsahan dari posisi matahari, bulan, dan planet-planet di tata surya untuk jangka waktu 100 dan 1000 tahun ke belakang dari sekarang.

Sebenarnya inti utama dari percobaan mereka adalah agar mengetahui semua pergerakan alam semesta untuk masa yang akan datang, sehingga jika mereka akan mengorbitkan satelit, maka satelit tersebut akan diletakkan / di orbitkan pada posisi yang hampir tidak mungkin bertabrakkan dengan benda asing di alam semesta. Karena mereka berpikir bahwa sebuah satelit yang memakan biaya jutaan dollar Amerika, alangkah sayangnya jika sewaktu-waktu ditabrak misalnya oleh meteor atau komet.


Selasa, 01 Januari 2008

Menjawab Kontradiksi Alkitab Perjanjian Lama

Alkitab adalah Firman Tuhan. Seluruh isi Alkitab adalah kebenaran baik dalam hal ajaran maupun  data-data  yang   lain.   Kita  percaya   Tuhan  mampu   memelihara   Firman-Nya   tanpa salah   sedikitpun.  Kita   percaya   bahwa   Alkitab   adalah   Firman   Tuhan   yang   Sempurna (Perfect  Word-Mazmur   119:140)   dari  Tuhan  yang   Sempurna   (a   Perfect  God-Titus   1:2) dan   diberikan   kepada   manusia   dengan   Cara   yang   Sempurna   (a   Perfect   Manner-2   Pet 1:21,   2   Tim  3:16)   serta   dipelihara   Tuhan  dalam  bentuk  yang   Sempurna  (Perfect  Form-Mazmur 12:6-7).

Jika   saat   ini   ada   beberapa   ralat   atau   catatan   khusus   pada   Alkitab   tertentu   misalnya kesalahan   cetak,   perbedaan   terjemahan   dan   lain-lain,   maka   itu   adalah   hal   yang   wajar terjadi   dalam   proses   penerjemahan,   penyalinan,   percetakan   yang   dikerjakan   manusia sepenuhnya.   Begitu   banyak   Naskah   Salinan   Alkitab,   dari   ribuan   hingga   puluhan   ribu jumlahnya. Naskah salinan ini disalin dari Naskah asli Alkitab yang sudah rusak dimakan waktu. Semua orang Kristen percaya Naskah  Asli Alkitab tanpa  salah  sedikitpun. Dalam Naskah   salinan   yang   jumlahnya   ribuan   hingga   puluhan   ribu,   memang   tampak   adanya perbedaan-perbedaan   di   sana   sini.   Lalu,   pertanyaannya   mana  naskah   salinan   yang   bisa dipercaya tanpa salah dan sama dengan naskah asli? Saya dan Para Teolog sebagian besar percaya   bahwa   Naskah   Salinan   yang   TANPA   SALAH   SEDIKITPUN   dan   SAMA DENGAN   NASKAH   ASLI   ALKITAB   adalah   Naskah   salinan   Teks   Masoretik (Masoretic   Text=MT)  untuk  Perjanjian   Lama  dan  Naskah   salinan   Textus  Receptus  (TR) untuk Perjanjian Baru. Mengapa demikian? Untuk hal ini sudah cukup banyak buku-buku yang   menulis  mengapa   MT  dan   TR  yang   diterima  dan   diyakini   tanpa   salah   sedikitpun.

Beberapa   Terjemahan   Alkitab   yang   mengacu   pada   Naskah   salinan   MT   dan   TR   yaitu Alkitab   berbahasa   Inggris   King  James   Version   (KJV),   New   KJV   (NKJV),  KJ21  (King James abad 21) atau KJ2000, Modern KJV (MKJV), Literal Translation Version (LITV), juga Alkitab Indonesia Kitab Suci Indonesian Literal Translation (KS-ILT).

Sebagian   Teolog   berpendapat   perbedaan-perbedaan   dalam   naskah   salinan   dapat dimaklumi   karena   teknologi   belum   secanggih   sekarang,   dan   ada   faktor   human   error. Bagi   mereka,   Ajaran   Alkitab   tidak   mungkin   salah   membawa   manusia   pada   konsep pengenalan   Allah   dan   keselamatan   yang   benar   (infallible).   Dan   selanjutnya   kita   juga harus yakin   bahwa  naskah  asli  Alkitab  tidak   salah sama  sekali, kemungkinan   salah yang disebut   di   atas   hanya   terjadi   pada   salinan   dan   terjemahan   Alkitab   yang   berikutnya (inerransi).   Kristen   Fundamental   percaya   Tuhan  memelihara   Naskah   MT  dan   TR  tanpa kesalahansedikitpun,sehinggakitahari inibisa punyaAlkitabyang100% tanpa salah.

Inerransi  adalah  keyakinan   bahwa  Alkitab  dan  hanya   Alkitab  secara   keseluruhan  yakni Perjanjian   Lama  dan  Perjanjian   Baru  adalah  Firman  Tuhan  yang  tertulis   dan  tanpa   salah pada naskah aslinya.  Konsep ini didasarkan pada keyakinan bahwa Allah yang benar dan berkuasa   mampu   menyatakan   kehendak-Nya   dengan   benar   dan   sempurna.   Allah  adalah kebenaran, Dia tidak mungkin berdusta dan keliru dalam memimpin para penulis Alkitab (Ibrani   6:18,   II   Tim   2:13).   Jadi   Inerransi   bukan   merupakan   hasil   penyelidikan   empiris karena   telah   menemukan   naskah   asli   Alkitab   lalu   menyelidiki   dan   membuktikan   tidak ada   kesalahan   di   dalamnya.   Naskah   asli   Alkitab   sekarang   sudah   tidak   ada   --karena dimakan   usia,   yang   ada   hanya  salinan-salinan   dari  naskah   Asli  Alkitab--   sehingga   tidak mungkin  membuktikan   inerransi   demikian   pula   pandangan   yang   menentangnya   melalui pembuktian empiris.

Para penulis Alkitab  menuliskan kebenaran  melalui  pengamatan  hal-hal  yang  dilihat  dan didengar   secara   akurat   khususnya   yang   tetap   dapat   berlaku   bagi   orang-orang   pada zamannya   maupun  para   pembacanya   di   kemudian   hari.   Seseorang   tidak   boleh   meneliti Alkitab   dengan   standard   kebenaran   yang   berbeda   dengan   standard   yang   dipakai   pada waktu   penulisan.   Standard   berbeda   ini   harus   diperhitungkan   khususnya   dalam  meneliti tulisan   mengenai   deskripsi   alam   yang   fenomenal,   data   ilmu   pengetahuan   yang   tidak akurat, pemakaian bahasa hiperbol, pembulatan  angka, kronologis tulisan masing-masing kitab   sesuai   tujuan   penulisan,   penggunaan   kutipan   bebas   dan   lain-lain.   Alkitab   bukan buku   teks   ilmiah   yang   bertujuan   memberi   data-data   ilmiah   dan   sejarah   tetapi   bila   di dalamnya   ada   pernyataan-pernyataan   ilmu   pengetahuan   dan   sejarah,   pernyataan-pernyataan tersebut adalah benar, tidak palsu.

Para   penulis   Alkitab   menuliskan   ”kebenaran”   dengan   pengertian   bahwa   mereka menyampaikan   sebagaimana   adanya   sesuai   pengamatan.   Yang   disebut   ’salah’   adalah menulis   sesuatu   yang   tidak   sebagaimana   adanya.   Menuliskan   kebenaran   tidak   selalu berarti   tepat   secara   teknis   dalam   setiap   kata   dan   definisi   sesuai   standard   ilmu pengetahuan   atau   bahasa   modern.   Sebagai   contoh   tulisan   mengenai   jumlah   tentara   & penduduk   dalam  Alkitab  seringkali   dibulatkan  karena  penulis  memang   tidak   bermaksud menuliskan   laporan   sejarah   yang   akurat.   Demikian   pula   pemakaian   kutipan   seringkali didasarkan pada ingatan dan tidak mengutip secara hurufiah tiap kata sama persis. Hal ini wajar   dilakukan   karena   penulis   mengutip   untuk   kepentingan   pengajaran   tertentu   dan bukan   sedang   menulis   skripsi.   Alkitab   harus   dimengerti   sesuai   konteks   waktu   itu   dan tujuan   penulisannya.   Hal  utama   dalam   Alkitab  adalah   makna  teologisnya   dibandingkanketepatanteknissetiapkatadan data.

Keyakinan   tentang   Inerransi   adalah   keyakinan   terhadap   pribadi   Allah   yang   tidak mungkin  keliru  dan  mampu   menyampaikan   Firman-Nya   dengan  tepat   sekalipun   melalui manusia   yang   terbatas.   Isi   Alkitab  adalah   perkataan   Allah  sendiri   sehingga   isinya   dapat diandalkan dan memiliki otoritas. Keyakinan Inerransi sangat penting bagi kita yang saat ini   hanya   memiliki   terjemahan   dari   salinan-salinan   naskah   asli   Alkitab   yang   tetap berfungsi   dan   memiliki   otoritas.   Melalui   kritik   teks   salinan-salinan   naskah   Alkitab tersebut dipandang dapat merefleksikan naskah aslinya.  Tuhan Yesus dan para rasul pada zamannya   juga   memakai   salinan   naskah   Alkitab   Perjanjian   Lama   dan   mereka memperlakukannya   sebagai   perkataan   Allah   sendiri   (Matius   1:22;   19:4;   24:15,   Markus 12:26,36, Lukas 20:42).

Sulit   untuk   menempatkan   Alkitab  sebagai   standard   kebenaran   dan   sumber   otoritas   atasiman & kehidupan kita, jika kita menganggap di dalamnya terdapat kesalahan-kesalahan. Jika dalam  hal data-data  konkrit Alkitab bisa  salah, bagaimana bisa menjamin kebenaran dalam hal-hal yang abstrak (doktrin).

“Kontradiksi”  Alkitab   dan   bagian   Alkitab   yang   sulit   dipahami bukanlah   hal   yang   baru   bagi   para   Apologet   (Pembela   iman)   Kristen maupun   bagi   pengkritik   Kekristenan   dari   kaum   non-Kristen   dan atheis.   Alkitab  dari  dulu  memang   selalu   terus-menerus   diserang.  Dan apapun yang dikatakan kontradiksi tersebut sebenarnya sudah dijawab (1 Petrus 3:15):

Tetapi kuduskanlah Kristus  di dalam hatimu  sebagai  Tuhan! Dan siap sedialah   pada   segala   waktu   untuk   memberi   pertanggungan   jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab  dari kamu tentang   pengharapan  yang   ada  padamu,  tetapi   haruslah  dengan  lemah lembut dan hormat.

Sebagai   anak   Tuhan,   kewajiban   kita   untuk   menjelaskannya,   dengan lemah   lembut,   bukankah   dengan   demikian   Injil   tetap   diberitakan walaupun   dengan   maksud   jahat,   marilah   kita   tetap   bersukacita. Menurut pendapat salah satu pakar Alkitab Josh McDowell :  "Alkitabdapat dipercaya dan memiliki kejujuran secara historis".

Rasul Paulus pernah menyatakan hal ini dalam:

Filipi 1:15
Ada   orang   yang   memberitakan   Kristus   karena   dengki   dan perselisihan,  tetapi   ada  pula  yang   memberitakan-Nya   dengan  maksud baik.

Filipi1:18
Tetapi  tidak   mengapa,  sebab  bagaimanapun   juga,  Kristus  diberitakan, baik  dengan  maksud  palsu  maupun  dengan  jujur.  Tentang  hal  itu   aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.

Kita   percaya   bahwa   Alkitab   adalah   Firman   Tuhan   yang   Sempurna (Perfect   Word-Mazmur   119:140)   dari   Tuhan   yang   Sempurna   (a Perfect   God-Titus   1:2)   dan   diberikan   kepada   manusia   dengan   Cara yang   Sempurna   (a   Perfect   Manner-2   Pet   1:21,   2   Tim   3:16)   serta
dipelihara   Tuhan   dalam   bentuk   yang   Sempurna   (Perfect   Form-Mazmur 12:6-7).

Dalam   buku   ini   ada   111   pertanyaan   terhadap   “kontradiksi”   Alkitab Perjanjian   Lama.   Ada   17   pertanyaan   yang   penulis   gabung   menjadi beberapa   pertanyaan   saja,   seperti   bisa   dilihat   pada   nomor   43-47. Kontradiksi pada bagian ini bisa dibuat menjadi 17 pertanyaan, namun tidak   penulis   lakukan,   karena   jawabannya   sama   untuk   17   pertanyaan tersebut.   Jadi,   jika   mau   ditotal,   buku   ini   lebih   kurang   memuat   128 pertanyaan.

Dalam buku  ini, semua ayat  Alkitab berbahasa Indonesia diambil  dari Alkitab  terbitan   LAI  (Lembaga  Alkitab  Indonesia)   Terjemahan  Baru, kecuali   disebutkan   lain,   maka   akan   ada   keterangan   tambahan   versi Alkitab bahasa Indonesia selain LAI yang penulis kutip.

Untuk   diketahui  Septuaginta  adalah   Kitab   Suci   Perjanjian   Lama dalam bahasa Ibrani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani.

Jumat, 28 September 2007

157) Benarkah Korban Tebusan Kristus bagi semua orang termasuk Orang Fasik?

157) Bagaimana mungkin korban tebusan Kristus yang diberikan bagi semua manusia (Markus 10:45; 1 Timotius 2:5-6), adalah juga merupakan korban tebusan bagi orang fasik? (Amsal 21:18) 

JAWAB : (Kategori : Salah memahami cara Tuhan bekerja dalam historis)
Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Markus 10:45)
1 Timotius 2:5-6
2:5 Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
2:6 yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
Orang fasik dipakai sebagai tebusan bagi orang benar, dan pengkhianat sebagai ganti orang jujur. (Amsal 21:18)
Pertentangan ini mempertanyakan "Siapa yang menjadi korban tebusan dan untuk siapa". Shabbir menggunakan ayat dalam Markus 10:45 dan 1 Timotius 2:5-6 untuk menunjukkan bahwa Yesus telah menjadi tebusan bagi semua orang. Lalu ayat ini dibandingkan dengan Amsal 21:18 yang menyebutkan "Orang fasik dipakai sebagai tebusan bagi orang benar, dan pengkhianat sebagai ganti orang jujur".

Jumat, 21 September 2007

156) Yesus Dilahirkan Zaman Raja Herodes atau Zaman Kaisar Agustus?

156) MATIUS 2:1-8 VS LUKAS 2:1-20.
Dalam Matius TERTULIS, "Yesus dilahirkan pada zaman raja Herodes", TETAPI dalam Lukas, "Yesus dilahirkan pada zaman Kaisar Agustus (sesudah zaman Herodes), yakni ketika diadakan sensus penduduk di Yudea".

JAWAB : (Salah memahami konteks historis)
 
Kedua-duanya benar, Yesus dilahirkan pada zaman Kaisar Romawi yang bernama Agustus memerintah dari 27 sM (sebelum Masehi) sampai 14 SM (Sesudah Masehi). Sedangkan Herodes (Agung) adalah raja atas seluruh tanah Palestina yang memerintah 37 sM sampai 4 sM. Jadi dalam kurun waktu pemerintahan Agustus dan Herodes Agung itulah Yesus lahir kira-kira tahun 4 sM (sebelum Masehi). 

Jadi Yesus lahir pada masa pemerintahan kedua orang itu. Setelah Herodes Agung meninggal, anaknya yang bernama Arkhelaus memerintah atas Yudea dan Samaria, namun ia dipecat dari jabatannya sehingga daerah kekuasaannya dimasukkan langsung ke dalam Kerajaan Romawi (Matius 2:22). Jadi tidak ada kontradiksi karena Kaisar Agustus dan Herodes Agung pernah hidup dalam kurun waktu yang sama. (Baca Kamus Alkitab LAI pada kata "Herodes")

Jumat, 14 September 2007

155) Dibenarkan karena Melakukan Hukum Taurat atau bukan?

155) ROMA 2:13 VS GALATIA 2:16 (didukung 2 KORINTUS 12:16).
Ketika menulis surat kepada orang-orang Roma, Paulus berkata, "...tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan". TETAPI sebaliknya, ketika menulis surat kepada orang-orang Galatia, Paulus mengatakan, "...tidak seorangpun dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat...". Dan yang paling konyol adalah ketika Paulus menulis surat yang kedua kepada orang-orang Korintus, ia mengatakan dengan sejujurnya, "...dalam kelicikanku, aku telah menjerat kamu dengan tipu daya" (al. KJV).

JAWAB : Kitab Roma 2:12-15

2:12 Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.
2:13 Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.
2:14 Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.
2:15 Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.

Galatia 2:16
Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorang pun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.