Minggu, 10 Juli 2011

MISTERI TRINITAS

Oleh: Dr. W. A. Criswell

PENDAHULUAN
“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (2 Korintus 13:14).

Trinitas atau Tritunggal disebutkan oleh Rasul Paulus ketika dia menulis suratnya kepada jemaat di Korintus. Ini adalah ucapan salam atau doa berkat yang didasarkan pada ke-Tritunggal-an Allah. “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.” Kita hidup di tengah-tengah misteri yang tidak dapat dipahami. Kita sendiri merupakan bagian dari misteri itu. Bahkan anda mungkin tidak bisa memahami tentang misteri diri anda sendiri. Kadang-kadang baik Alkitab, Tuhan Yesus maupun Rasul Paulus berbicara tentang manusia sebagai dikotomi. Alkitab kadang-kadang menjelaskan kepada kita bahwa manusia terdiri dari psuche dan soma, atau jiwa dan tubuh. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mungkin jiwa dan tubuh itu bersatu atau antara roh dan materi menjadi satu sehingga menjadi manusia.

Kadang-kadang Alkitab dan secara khusus Rasul Paulus menghubungkan kita sebagai trikotomi. Paulus menjelaskan bahwa keberadaan kita terdiri dari materi atau keberadaan fisik (somatikos). Ia juga menghubungkan kita sebagai pribadi yang berpikir (psuchekos), dan ia juga menghubungkan kita sebagai keberadaan rohani yang memiliki sensitivitas terhadap Roh Allah (pneumatikos).

Kita adalah satu kesatuan dari tiga unsur yang ada di dalam diri kita, yaitu tubuh, jiwa dan roh. Bagaimana anda dapat memahami akan hal itu, bagaimana anda dapat berpikir tubuh, jiwa dan roh bisa menjadi satu dan itu adalah manusia. Bagaimana saya terdiri dari roh (sesuatu yang tidak kelihatan atau invisible dan yang tidak bersifat materi atau immaterial) dan tubuh (sesuatu yang bersifat fisikal)? Tak seorangpun dapat memahami atau pernah memahami. Manusia memiliki pikiran yang terbatas. Kita semua melihat, memandang dan mengobservasi, namun kita tidak mungkin memiliki pemahaman yang lengkap.

Jika ini benar bagimana kita dapat memahami misteri yang
lebih unik lagi yaitu misteri yang tak terselami ketika kita mencoba
memahami misteri tentang ke-Tritunggal-an Allah.
Saya pernah membaca tentang kehidupan Agustinus.
Suatu hari ketika ia berjalan menyusuri pantai, ia melihat seorang
anak kecil yang menggali pasir membuat cekungan. Ia berjalan
menghampiri anak itu dan bertanya kepada dia tentang apa yang
sedang ia lakukan, anak itu menjawab “Tuan saya sedang membuat
kolam.” Kata Agustinus “mengapa kamu lakukan itu?” anak kecil
itu menjawab: “Saya akan mengosongkan laut dengan mengalirkan
airnya ke kolam saya ini.” Agustinus adalah seorang pemikir besar.
Dia adalah seorang bapa gereja Latin yang sangat terkenal. Setelah
percakapannya dengan anak kecil itu, ia melanjutkan perjalanannya
dan berpikir, “Jadi anak itu berpikir bahwa ia akan mengosongkan
air laut dan mengalirkannya ke dalam kolamnya yang kecil yang
telah ia buat dengan menggali pasir itu. Kadang-kadang kita menjadi
seperti anak kecil ini, kita kadang ingin memahami Allah yang tidak
terbatas dengan pikiran kita yang sangat-sangat terbatas.”

Saya dapat memastikan bahwa ini tidak mungkin. Kita
tidak mungkin dapat memahami dan menjelaskan misteri ini. Kita
bahkan tidak dapat memahami atau menjelaskan tentang
pekerjaan-pekerjaan Allah. Darimana matahari itu berasal? Siapa
yang membuatnya? Bagaimana kita berada di sini? Siapa yang
menjadikan kita? Bagaiman kita dijadikan? Kita bahkan tidak dapat
memahami tentang fenomena yang Allah kerjakan di sekitar kita.
Bagaimana bunga mengeluarkan kuncupnya dan kemudian mekar
dan nampak begitu indah. Jika kita tidak dapat memahami apa
yang terjadi di sekitar kita yang merupakan pekerjaan Allah,
bagaimana mungkin kita dapat memahami misteri agung tentang
Allah itu sendiri. Misteri tentang Trinitas adalah sesuatu yang tidak
dapat dipahami.

ALLAH MENYATAKAN DIRINYA SENDIRI KEPADA KITA SEBAGAI TIGA PRIBADI
Di dalam pewahyuan Allah yaitu firman-Nya, Ia menyatakan diri-Nya sendiri sebagai tiga pribadi. Satu di dalam tiga dan tiga di dalam satu. Setiap pribadi memiliki kesetaraan sama dengan yang lain, semuanya kekal, satu dalam esensi dan tiga di dalam subsistensi.

Allah adalah pribadi Ia menyatakan diri-Nya sendiri sebagai pribadi. Ia berpikir, Ia berbicara, Ia bertindak, Ia berkomunikasi, Ia memiliki perasaan. Itulah Allah. Kita adalah ciptaan yang dilengkapi dengan bahasa, oleh sebab itu Allah berkomunikasi dengan kita dengan menggunakan kata-kata, bahasa atau pikiran. Allah adalah pribadi. Ia bukan prinsip filosofi, ia bukan abstraksi para akademisi, Dia bukanlah penyebab pertama yang tidak berpribadi (impersonal first cause). Allah adalah pribadi dan Ia menyatakan diri-Nya sendiri kepada kita sebagai Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, Allah Daud dan Allah Yesaya. Allah memiliki nama pribadi di dalam Perjanjian Lama yaitu Yehovah atau Yahweh. Nama-Nya di dalam Perjanjian Baru adalah Iesous atau Yesus, Juruselamat dan Tuhan kita.

Di dalam Alkitab, Abraham disebut sebagai sahabat Allah, bukan sebagai sahabat prinsip abstrak (abstrack principal) tetapi sahabat Allah. Kitab suci yang sama mengatakan bahwa Musa berbicara kepada Allah sama seperti seseorang yang berbicara dengan sahabatnya, bertemu muka dengan muka. Allah di dalam Alkitab adalah Allah yang berpribadi. Di dalam seluruh Alkitab, Ia menyatakan diri-Nya sendiri sebagai Allah dalam tiga pribadi atau Tripersonal. Ketiganya adalah kekal, setara. Seluruh Alkitab dari ayat pertama, pasal pertama dari kitab pertama sampai akhir Alkitab menjelaskan bahwa Allah adalah Allah yang Tritunggal, tiga pribadi dalam kesatuan dan itulah yang selalu dinyatakan di dalam Alkitab.

TRINITAS DI DALAM PERJANJIAN LAMA
Yang pertama kita akan melihat konsep Trinitas yang dijelaskan Allah di dalam tiga pribadi yang tertulis di dalam kitab Perjanjian Lama. “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air… Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” (Kejadian 1:1, 2, 26a.).

Ada pluralitas di dalam Allah di dalam kalimat pertama, ayat pertama. Ia memperkenalkan kepada kita sebagai pluralitas. Bentuk singular atau tunggal dari kata Allah adalah El. Anda dapat menemukannya dalam ribuan kombinasi di dalam Alkitab Perjanjian Lama. Sedangkan bentuk pluralnya atau jamak adalah Elohim dan kata itulah yang digunakan dalam Kejadian pasal 1 ini. Dalam Kejadian pasal pertama kata Elohim digunakan 32 kali, di dalam kitab Musa, kata Elohim digunakan lebih dari 500 kali. Di dalam seluruh Alkitab Perjanjian Lama, kata Elohim digunakan lebih dari 5000 kali. Dalam 32 kali kata Elohim yang ditemukan dalam Kejadian pasal pertama, dalam lebih dari 500 kali kata Elohim yang ditemukan dalam tulisan-tulisan Musa dan dalam lebih dari 5000 kali kata Elohim yang ditemukan di dalam kitab Perjanjian Lama, tanpa terkecuali semua kata Elohim yang digunakan di sini diikuti dengan kata kerja bentuk singular atau tunggal. Kata Elohim, plural dipakai di sini untuk menunjukkan kemuliaan, keagungan dan misteri Allah. Namun kata itu diikuti dengan kata kerja singular atau tunggal. Itulah Allah.

Keistimewaan yang kedua tentang Allah yang diperkenalkan kepada kita adalah Roh Allah. Roh Allah melayang-layang di atas air. Gerakan Roh Allah dinyatakan di dalam seluruh Alkitab di dalam Perjanjian Lama. Roh Allah yang datang kepada Bezaleel dan Aholiab untuk memberikan pimpinan kepada mereka ketika mereka membangun kemah suci dimana Allah disembah dan dimuliakan. Roh Allah yang datang kepada Daud, pemazmur dan pemuji dari Israel. Roh Allah yang meninggalkan Saul dan roh iblis yang merasukinya, Zakharia seorang nabi berkata, “Bukan
dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman Tuhan semesta alam.” (Zakharia 4:6). Elohim menunjukkan bahwa Allah adalah satu di dalam tiga pribadi. Elohim, Allah; Ruach, Allah adalah Roh. “Marilah Kita membuat manusia menurut gambar dan rupa Kita.”

Ada pribadi lain yang nampak di dalam seluruh kitab Perjanjian Lama. Ia disebut Malaikat Allah dan Ia selalu ada di dalam Alkitab Perjanjian Lama. Dalam Kejadian 22 kita menemukan kisah yang mengharukan, yaitu ketika Abraham mempersembahkan Ishak di Gunung Muria. Ketika Abraham mengangkat tangannya untuk menghujamkan pisau ke jantung anaknya yang tunggal yaitu anak perjanjian yang dilahirkan oleh Sara, datanglah suara yang berkata kepada Abraham, dan inilah kisah itu.
“Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN
dari langit kepada Abraham, kata-Nya: “Aku bersumpah
demi diri-Ku sendiri—demikianlah firman TUHAN—
:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau
tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang
tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati
engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu
sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti
pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki
kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua
bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau
mendengarkan firman-Ku” (Kejadian 22:15-18).
Siapakah Malaikat Tuhan yang berkata kepada Abraham
dan berkata, “kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri –
demikianlah firman Tuhan… Aku akan memberkati engkau”?
Ada lagi di dalam Kejadian 31, Malaikat Tuhan berbicara
kepada Yakub, “Aku adalah Allah yang di Betel.” Siapakah
Malaikat Tuhan yang berbicara kepada Yakub yang kemudian
disebut Israel itu?

Dalam Keluaran pasal 3, kita membaca bahwa Musa
mengembalakan kawanan domba milik mertuanya, Yitro di Padang
Gurun. Pada suatu hari ia melihat semak belukar yang menyala
kemudian ia menghampiri semak belukar yang terbakar itu untuk
mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Ketika Allah melihat
bahwa Musa menghampiri semak belukar yang terbakar itu, Ia
berkata kepada Musa di dalam nyala api itu “Akulah Allah
Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub” (Keluaran 3:6a). Siapakah
Malaikat Tuhan yang berbicara kepada Musa dalam nyala api itu?
Lihat kisah tentang Yosua dan penaklukannya atas Kanaan.
Setelah menyeberang sungai Yordan dan mengelilingi Yerikho,
Yosua melihat seseorang berdiri di depannya dengan pedang di
tangannya.
“Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan
pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di
depannya dengan pedang terhunus di tangannya.
Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya:
"Kawankah engkau atau lawan?“ Jawabnya: „Bukan,
tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang
aku datang.“ Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya
ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya:
"Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada
hambanya ini?“ Dan Panglima Balatentara TUHAN itu
berkata kepada Yosua: "Tanggalkanlah kasutmu dari
kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.“ Dan
Yosua berbuat demikian” (Yosua 5:13b-15)
Siapakah Panglima yang nampak berdiri di depan Yosua
dan mengumumkan kepadanya sebagai Panglima Balatentara
TUHAN itu?

Dalam kisah yang tiada bandingnya yang tercatat di dalam
Daniel pasal 3, ketika 3 orang muda Ibrani dilemparkan ke dalam
peleburan api yang dipanaskan tujuh kali lipat, di sana muncul pribadi
yang lain.
“Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan
segera; berkatalah ia kepada para menterinya: „Bukankah tiga
orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api
itu?“ Jawab mereka kepada raja: „Benar, ya raja!“ Katanya:
„Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di
tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat
itu rupanya seperti anak dewa!“ (Daniel 3:24-25).

Siapakah seseorang yang muncul di dalam nyala api
bersama dengan ketiga orang yang dilemparkan ke dalamnya itu?
Pribadi ini nampak di seluruh Alkitab Perjanjian Lama.
Anda dapat menyebutnya sebagai epiphany atau penampakan
Allah dan Kristofani atau penampakan Yesus Tuhan kita sebelum
Ia berinkarnasi. Selalu ada tiga pribadi dalam Perjanjian Lama,
Elohim berhubungan dengan Allah, Ruach berhubungan dengan
Roh Allah dan Malaikat Tuhan berhubungan dengan Yesus Kristus
Tuhan kita. Dalam Perjanjian Lama Allah menyatakan diri-Nya
dalam tiga pribadi dalam satu kesatuan yang memiliki kesetaraan
dan Dia ada di dalam kekekalan.

TRINITAS DI DALAM PERJANJIAN BARU
Ketika kita membuka Perjanjian Baru kita menemui pewahyuan yang tak terselami atau misteri tentang Allah yang sama seperti kita temukan di dalam Perjanjian Lama. Jadi kitab Perjanjian Baru menjelaskan bahwa ada Tritunggal di dalam pribadi Allah.

Dalam Injil Matius pasal yang pertama, Roh Allah mengandung anak di dalam rahim perawan Maria. “Malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.“ Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel“ —yang berarti: Allah menyertai kita” (Matius 1:20b-23).
Semuanya, ketiga pribadi itu ada di dalam ayat ini, yaitu
Allah adalah Bapa kita, Roh Kudus yang mengandung di dalam
rahim Maria dan Yesus Kristus yang akan menyelamatkan umat-
Nya dari dosa-dosa, yang menjadi Imanuel yang berarti Allah
beserta kita.
Pada permulaan pelayanan Mesianik Yesus tiga pribadi
itu muncul secara bersama-sama.
“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan
pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh
Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu
terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan:
“Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan” (Matius 3:16-17).

Ini adalah ke-Trinitas-an dalam pribadi Allah.
Injil Matius ditutup dengan menunjukkan ke-Tritunggalan
Allah. Sama seperti dengan permulaan pelayanan Mesianik-
Nya, demikian juga diakhir pelayanan-Nya memberikan kesimpulan
Allah adalah Tritunggal.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-
Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman” (Matius 28:19-20).

Doktrin tentang Trinitas dipresentasikan di seluruh Kitab
Perjanjian Baru. Berulangkali Allah menyatakan diri-Nya sendiri
sebagai pribadi yang Tritunggal. Anda akan menemukan bahwa
Tritunggal dijelaskan di dalam bagian-bagian Alkitab seperti; Lukas
1:35; Yoh. 14:26; Yoh. 15:26; 2 Kor. 13:14; Gal. 4:6; 1 Petrus 1:2;
Yudas 20-21 & Wahyu 1:4-6. Anda juga dapat menemukan
penyataan Trinitas di dalam surat Efesus beberapa kali misalnya:
Efesus 1:17; 2:18; 3:14-16; 4:4-7; 5:18-20 dan 6:17-23. Dalam teks
kita 2 Kor. 13:13, kita melihat ada tiga nama di sana.
“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah,
dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.
Amin”

Allah menyatakan diri-Nya sendiri sebagai Tripersonalitas
di dalam seluruh Kitab Perjanjian Baru, yaitu Allah sebagai Bapa
kita, Allah sebagai Juruselamat dan Allah Roh Kudus yang
memimpin di dalam hati kita.

PENEMUAN YANG AJAIB
Ketika saya mempelajari Alkitab saya menemukan hal-hal yang sungguh ajaib di dalamnya. Di mana tiga pribadi dari Trinitas dipresentasikan secara bersama-sama dan mereka selalu bersama-sama di dalam seluruh Alkitab tanpa terkecuali. Ini selalu bersama-sama dalam karya penebusan, kasih-Nya, dalam keselamatan, dalam pemulihan orang berdosa. Tidak terkecuali dimana saja kita menemukan Allah di dalam Alkitab selalu dipresentasikan sebagai Allah yang Tritunggal. Kadang-kadang ketika Allah Bapa dipresentasikan sendirian itu menunjukkan Allah yang menghakimi, Allah yang memberikan perintah-perintah-Nya di Gunung Sinai. Presentasi Allah sebagai Hakim dinyatakan di dalam Alkitab atas seluruh bumi.

Perhatikanlah Yesus Kristus ketika Ia ada di Bait Suci pada Minggu terakhir dari hidup-Nya, Ia berbicara tentang diri-Nya sendiri sebagai batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan dan jika batu itu jatuh ke atas manusia orang itu akan menjadi remuk (Matius 21:44)! Gambaran Yesus sebagai Hakim atas orang-orang yang menolak Dia dan tidak mau menerima Dia sungguh mengerikan.

Ada lagi kita dapat melihat penyataan pribadi ketiga di dalam pribadi Trintas.
“Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak” (Matius 12:31-32).
Orang yang menghujat Roh Kudus tidak ada pengampunan dan itu adalah dosa yang tak terampunkan. Ini sungguh mengerikan. Tetapi ketika tiga pribadi Trinitas ini nampak secara bersama-sama, ketika mereka dinyatakan secara bersama-sama di dalam Alkitab, itu selalu menunjukkan Allah yang penuh rahmat, kasih mesra dan pemberi keselamatan.

Lihat dua bagian Alkitab berikut ini, yang satu di dalam
Perjanjian Lama dan yang satu di dalam Perjanjian Baru.
“Aku hendak menyebut-nyebut perbuatan kasih setia
TUHAN, perbuatan TUHAN yang masyhur, sesuai
dengan segala yang dilakukan TUHAN kepada kita,
dan kebajikan yang besar kepada kaum Israel yang
dilakukan-Nya kepada mereka sesuai dengan kasih
sayang-Nya dan sesuai dengan kasih setia-Nya yang
besar. Bukankah Ia berfirman: “Sungguh, merekalah
umat-Ku, anak-anak yang tidak akan berlaku curang,”
maka Ia menjadi Juruselamat mereka dalam segala
kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan,
melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka;
Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan
belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong
mereka selama zaman dahulu kala. Tetapi mereka
memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka
Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri
berperang melawan mereka” (Yesaya 63:7-10).
Betapa indahnya gambaran tentang Allah Tritunggal Yang
Agung di sini!

Dalam Perjanjian Baru Trinitas dipresentasikan kembali.
“Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia
Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai
kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang
akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan
takhta-Nya, dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia,
yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang
berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang
mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa
kita oleh darah-Nya— dan yang telah membuat kita
menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah,
Bapa-Nya, —bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya. Amin” (Wahyu 1:4-6).
Di manapun ketika pribadi itu dipresentasikan secara
bersama-sama di dalam Alkitab, itu selalu menujukkan Allah yang
penuh kasih mesra, penuh rahmat dan kasih penebusan serta
pemulihan.

ALLAH MENYATAKAN DIRI-NYA SENDIRI DI DALAM PENGALAMAN MANUSIA
Kita mengenal Allah di dalam pengalaman manusiawi kita
sebagai Tripersonalitas, yaitu Allah Bapa adalah pribadi yang
transenden yang melampaui segala sesuatu; Allah Anak pribadi
yang imanen di dalam kita semua; dan Allah Roh Kudus pribadi
yang inherent atau tinggal di dalam kita semua. Pengalaman pribadi
kita menunjukkan Trinitarian. Allah adalah kudus. Bagaimana
mungkin manusia yang penuh dosa dapat melihat atau mendekati
kekudusan Allah? Tidak, manusia bahkan tidak dapat melihat wajah-
Nya. Kita bahkan tidak dapat melihat matahari yang merupakan
salah satu ciptaan yang kecil dari tangan-Nya, apalagi bagaimana
mungkin kita bisa melihat wajah Allah yang penuh dengan
kemuliaan, yaitu Allah yang transenden.

Kita mendekati Allah kita Yang Agung di dalam kasih
Tuhan kita dan kasih yang menebus di dalam darah-Nya yang
dikorbankan untuk menutupi dan menyucikan dosa-dosa kita. Kita
menghadap Allah di dalam Kristus, kita adalah ciptaan yang mana
untuknya Dia mau mati. Kita adalah orang berdosa yang telah
Dia selamatkan. Kita tahu Allah hanya membuka pintu bagi kita
yang mau masuk ke hadirat-Nya melalui Yesus.
Dan Roh Allah menggerakkan hati kita dan kemudian
membawa kita kepada Dia dalam kasih yang menyelamatkan.
Ketika saya berkhotbah, Roh Allah ada di dalam hati saya, dan Ia
turut memberikan kesaksian tentang Firman yang saya khotbahkan
dengan menggerakkan dan memimpin hati saya. Selanjutnya kita
dibawa kepada Bapa Surgawi Yang Agung, kita diundang untuk
datang kepada-Nya. Orang-orang berdosa seperti kita tidak layak,
namun Ia mau mengundang kita untuk datang kepada-Nya, untuk
menemukan anugerah yang dapat menolong dan memenuhi
kebutuhan kita akan keselamatan.

Kita mengalami keselamatan dari Allah dalam bentuk
Trinitarian itu. Yesus telah mati untuk kita, Ia telah mati untuk
dosa-dosa kita di dalam pengorbanan-Nya sendiri dan kasih-Nya.
Roh Kudus membawa berita tentang Yesus dan menarik hati kita
sehingga kita datang ke hadapan Allah di dalam nama-Nya, di
dalam anugerah-Nya. Itu adalah cara kita diselamatkan dan itu
adalah cara kita hidup sebagai orang-orang Kristen.
Itu juga cara kita berdoa. Abraham berkata “Aku adalah
debu yang tidak layak datang berbicara kepada Engkau.” Ini sama
seperti kita. Kita semua tidak layak di hadapan Tuhan. Kita tidak
layak untuk datang kepada Allah. Namun kita dapat datang kepada
Allah di dalam nama Yesus. Kita mendasarkan pengharapan dan
iman kita di dalam kebenaran-Nya, di dalam kasih dan rahmat-
Nya, dan kita dapat datang kepada Allah oleh karena Roh Allah
menggerakkan hati kita. Tanpa Roh Allah yang mengerakkan hati
kita, kita tidak akan pernah dapat datang atau mau datang atau
mau percaya atau mau berdoa kepada Dia. Roh Allah lah yang
menggerakkan dan memimpin kita kepada Tuhan di dalam
keselamatan kita. Dalam kehidupan kita sehari-hari tiga pribadi
dari Allah Tritungal ini begitu nyata di dalam pengalaman hidup
kita.

Marilah kita menyimpulkan dengan memberikan satu kebenaran lagi. Ketika seseorang menolak pewahyuan Allah yang menyatakan bahwa Allah sebagai Tripersonalitas, ia akan langsung jatuh ke dalam iman yang kosong tanpa pengharapan. Itu adalah kebenaran yang berhubungan dengan Yesus Tuhan kita. Jika kita mengingkari doktrin Tritunggal maka Yesus adalah orang lain dan Ia telah mati sebagai orang lain. Ia tidak
dapat menyatakan Bapa kepada kita secara sempurna karena Ia
adalah orang lain. Kita tidak memiliki jaminan kalau demikian. Ia
tidak bisa mendengar doa-doa kita. Ia tidak dapat membuat jiwa
kita damai. Ia tidak memiliki kata-kata yang penuh anugerah dan
keselamatan. Ia tidak dapat mengampuni dosa kita. Ia tidak dapat
memelihara kita. Karena kalau doktrin Tritunggal itu ditolak maka
Yesus bukan Allah. Dia adalah orang lain dan bukan pribadi Allah.
Di sisi lain ketika kita dapat menerima pewahyuan Allah,
bahwa Allah adalah Tritunggal maka Yesus adalah Juruselamat
Yang Agung dan Ajaib. Pribadi kedua dari Tritunggal yang
menyatakan Allah Bapa kepada kita dan membawa kita ke dalam
keselamatan di dalam hadirat-Nya yang menyelamatkan. Yesus
adalah Allah yang menjadi daging, Ia menyatakan Bapa yang tidak
kelihatan. Jika saya ingin mengetahui Allah, Dialah Allah; jika saya
ingin melihat Allah, saya dapat melihat Dia; jika saya ingin
menyembah Allah, saya dapat menyembah Dia.

Ketika manusia menyembah Allah yang benar, ketika ia membungkuk di depan Tuhan Yesus Kristus, ketika ia menerima kesaksian Roh Kudus di dalam hatinya yang bersaksi tentang anugerah keselamatan di dalam Kristus, orang itu akan dipulihkan. Dia akan dinaikkan dan dia akan dibangun. Ada satu Allah dan nama-Nya adalah Allah Bapa kita dan Allah Juruselamat kita dan Allah di dalam hati kita yang memimpin kita kepada anugerah keselamatan dan itu adalah Roh Kudus.

* Artikel ini sebelumnya dikhotbahkan oleh Dr. W. A. Criswell di First Baptist Church in Dallas, Texas, pada tanggal 1 Maret 1981 dengan tema “The Unfathomable Mystery of the Trinity ”

5 komentar:

  1. Dr.W.A.Criswel dalam tulisannya mensifatkan Allah seperti mahluk yang dipengaruhi ruang dan waktu, sebagai contoh kata "Roh Allah melayang-layang diatas air" dia mengklaim bahwa Abraham mengorbankan anaknya yang tunggal adalah Ishak padahal nyatanya anak Abraham yang dikorbankan adalah Ismael, penjelasan masalah Trinitas hanya merupakan asumsi beliau saja tdk berdasarkan dalil dari Bibel sendiri.

    BalasHapus
  2. @tubagus, itu ismail kan vrsi Islam, yg sngaja di putarbalikkan oleh Mhmd...

    BalasHapus
  3. itulah ajaibnya islam..kitab bilang a..sama swt alias mohamad swt di jadikan z..sungguh ke ajiban yang keterlaluaan

    BalasHapus
  4. Siapakah sebenarnya batu-batu ini?
    Apakah batu-batu ini adalah alloh?
    Apakah tujuan naik haji hanya untuk mengusap batu-batu ini?
    Apakah batu-batu ini yang disembah waktu sholat?
    sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, "Sesungguhnya, mengusap Hajar Aswad dan Rukun Yamani dapat menghapuskan dosa-dosa." (HR. Ahmad dari Ibnu Umar, dinyatakan shahih oleh Al-Albany dalam Shahih Al-Jami, no. 2194)

    BalasHapus
  5. Shalom bapak, ibu saudara/i di manapun berada. Apakah Sudah ada yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael? Ini adalah kalimat pengakuan iman orang Yahudi yang biasa diucapkan pada setiap ibadah mereka baik itu di rumah ibadat atau sinagoga maupun di rumah. Yesus juga menggunakan Shema untuk menjawab pertanyaan dari seorang ahli Taurat mengenai hukum yang utama. Kita dapat baca di Ulangan 6 ayat 4 dan pernah juga dikutip oleh Yesus di dalam Injil Markus 12 : 29. Dengan mengucapkan Shema, orang Yahudi mengakui bahwa YHWH ( Adonai ) Elohim itu esa dan berdaulat dalam kehidupan mereka. Berikut teks Shema Yisrael tersebut dalam huruf Ibrani ( dibaca dari kanan ke kiri seperti huruf Arab ) beserta cara mengucapkannya ( tanpa bermaksud untuk mengabaikan atau menyangkal adanya Bapa, Roh Kudus dan Firman Elohim yaitu Yeshua haMashiakh/ ישוע המשיח, yang lebih dikenal oleh umat Kristiani di Indonesia sebagai Yesus Kristus ) berikut ini

    Teks Ibrani Ulangan 6 ayat 4 : ” שְׁמַ֖ע ( Shema ) יִשְׂרָאֵ֑ל ( Yisrael ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֱלֹהֵ֖ינוּ ( Eloheinu ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֶחָֽד ( ekhad )


    Lalu berdasarkan halakha/ tradisi, diucapkan juga berkat: ” ברוך שם כבוד מלכותו, לעולם ועד ” ( " barukh Shem kevod malkuto, le’olam va’ed " ) yang artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selama-lamanya " ). Apakah ada yang mempunyai pendapat lain?.
    🕎✡️🤚🏻👁️📜🕯️🕍✝️🤴🏻👑🇮🇱🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐟🐍₪

    BalasHapus