Rabu, 24 Desember 2003

29) Bapa Lebih Besar VS Sama Besar

29) Bapa lebih besar daripada Aku
YOHANES 10:38 & 14:11 VS YOHANES 14:28.
Dalam Yohanes 10:38 & 14:11, perkataan Yesus TERTULIS: "Bapa di dalam aku dan aku di dalam Bapa (karena itu Yesus = Tuhan)", TETAPI dalam Yohanes 14:28 Yesus berkata: "..Bapa LEBIH BESAR dari aku". (bertentangan prinsip).

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat)

Yesus berkata dalam Yohanes 14:28, 'Bapa lebih besar daripada Aku' . Apakah ini berarti Yesus kurang daripada Tuhan?

Murid-murid meratap karena Yesus berkata bahwa Ia akan pergi. Dalam Yohanes 14:28 Yesus berkata 'Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku'. Ini artinya Yesus akan kembali ke kemuliaan yang adalah milik-Nya.

Dalam Yohanes 17:5 Yesus berkata 'Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada', yang artinya 'Bapa lebih besar dari Aku'.

Ketika Yesus datang ke dunia dalam wujud manusia, Yesus berada dalam batasan-batasan inkarnasi sehingga posisi Bapa saat itu adalah lebih besar.
Yesus dalam status inkarnasi di dunia ini memang lebih rendah. Namun ketika Yesus naik ke surga maka Yesus yang adalah Allah itu sendiri kembali dalam eksistensi-Nya yang hakiki :

Ibrani 2:9
Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.

Filipi 2:5-11
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Ketika saya berkata 'Presiden Indonesia' lebih besar dari saya, tidak berarti dia punya sifat/esensi lebih besar dari saya. Ia lebih besar dalam kapasitas politik dan sambutan publik, tetapi ia tidak lebih daripada saya sebagai manusia.

Andaikata saya naik ke mimbar dan berkhotbah dan berkata 'Dengan sungguh-sungguh saya menyatakan kepada Anda sekalian bahwa Bapa lebih besar daripada saya', itu adalah suatu perkataan yang agak konyol karena semua orang tahu dengan jelas. Pernyataan ini akan menjadi bermakna jika yang dibandingkan adalah 2 pribadi yang setara, dalam hal ini Yesus dan Bapa. Dalam hal ini justru jelas bahwa Yesus adalah setara dengan Bapa.

Sabtu, 06 Desember 2003

28) MELIHAT BAPA VS TIDAK ?

28) YOHANES 14:9 VS YOHANES 5:37.

Dalam Yohanes 14, TERTULIS: "Yesus berkata: Siapa yang melihat Aku, dia telah melihat Bapa", TETAPI dalam Yohanes 5: "Yesus berkata: rupa-Nya (Bapa) pun tidak pernah kamu lihat". (bertentangan prinsip).


JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat)

Yohanes 14:7-11

14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."

14:8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."

14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.

14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri

Mungkin sekali bagi dunia kuno ini merupakan hal yang paling membingungkan yang pernah diucapkan oleh Yesus. Bagi orang-orang Yunani, Allah adalah "Yang Tidak Terlihat". Orang Yahudi juga berpaham bahwa tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Kepada orang-orang yang berpikir secara demikian itu, Yesus berkata, "Jika kamu telah mengenal Aku, kamu telah mengenal Bapa-Ku juga." Kemudian Filipus menanyakan apa yang ia anggap mustahil. Mungkin dia memikirkan kembali hari yang luar biasa hebatnya ketika Allah memperlihatkan kemuliaan-Nya kepada Musa. Akan tetapi bahkan pada hari yang besar itu Allah berkata kepada Musa, "Engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."

Pada zaman Yesus, orang merasa tertekan, tapi juga merasa sangat tertarik terhadap apa yang disebut transendensi Allah (kemahatinggian Allah) dan terhadap paham tentang perbedaan besar dan jarak yang jauh antara Allah dan manusia. Mereka tidak pernah berani untuk berpikir bahwa mereka akan melihat Allah. Kemudian Yesus berkata dengan amat sederhana, "Barangsiapa yang telah melihat Aku, telah melihat Bapa."

Yesus melanjutkan dengan membicarakan sesuatu yang lain. Suatu hal yang orang Yahudi tidak dapat lepaskan ialah pegangan bahwa Tuhan adalah benar-benar sendirian (tunggal). Orang-orang Yahudi memegang teguh monoteisme. Bahaya dari iman Kristen adalah bahwa umat Kristen mungkin menjadikan Yesus sebagai semacam Allah yang sekunder. Akan tetapi Yesus sendiri menuntut bahwa perkara-perkara yang Dia katakan dan lakukan tidaklah berasal dari inisiatif-Nya atau kuasa-Nya sendiri atau pengetahuan-Nya sendiri, melainkan dari Tuhan. Perkataan-perkataan-Nya adalah suara Tuhan kepada manusia; perbuatan-perbuatan-Nya adalah kuasa Tuhan yang mengalir melalui Dia kepada manusia. dia adalah saluran yang melaluinya Tuhan datang kepada manusia.

Yesus membawa nada suara Allah, pesan Allah, akal budi Allah, dan hati Allah kepada manusia. Semuanya itu adalah dari Allah; bukan merupakan suatu ekspedisi ke dunia yang dibuat sendiri oleh Yesus. Dia tidak melakukan hal itu untuk melemahkan hati Allah. Dia telah datang karena Allah telah mengutus-Nya karena demikianlah Allah mengasihi dunia ini.

Di belakang Yesus dan di dalam Dia, adalah Allah.

Yesus melanjutkan dengan menuntut supaya ia diuji, berdasarkan dua hal: perkataan dan perbuatan-Nya.

[1] Dia menuntut supaya Ia diuji berdasarkan apa yang telah Dia "katakan". Seolah-olah Yesus hendak berkata, "Waktu kamu mendengar Aku, apakah kamu tidak dapat menyadari bahwa apa yang Aku katakan adalah kebenaran Allah sendiri?" Kata-kata dari seorang jenius selalu merupakan bukti pada dirinya. Jikalah kita membaca sebuah puisi yang indah, sebenarnya kita tidak bisa mengatakan mengapa puisi itu indah dan memikat hati kita. Kita mungkin dapat menganalisa bunyi-bunyi vokalnya dan sebagainya, akan tetapi ada sesuatu dalam puisi itu yang tidak dapat diterangkan, walaupun demikian mudah dan segera dapat dikenali bahwa puisi itu indah. Demikianlah juga dengan kata-kata Yesus. Bila manusia mendengar kata-katanya, mereka tidak bisa lain daripada mengatakan, "Jikalau dunia hidup atas prinsip-prinsip ini, betapa bedanya dunia ini akan tampak! Jikalau aku hanya hidup atas prinsip-prinsip ini, betapa lain hidupku ini jadinya!"


[2] Dia menuntut supaya Ia diuji berdasarkan "perbuatan-perbuatan-Nya". Dia berkata kepada Filipus, "Kalau engkau tidak bisa percaya kepada-Ku karena kata-kata-Ku, tentu kau akan memperkenankan Aku untuk meyakinkan engkau melalui apa yang dapat Aku 'perbuat'". Itulah jawaban yang sama yang diberikan Yohanes Pembaptis ketika dia mengirim para utusannya untuk menanyakan apakah benar Yesus itu Mesias, ataukah masih harus menantikan yang lain. "Pergilah," kata-Nya, "dan katakanlah kepada Yohanes apa yang terjadi - dan hal itu akan meyakinkan dia." Bukti Yesus adalah bahwa tidak ada orang lain selain dari Dia yang pernah menjadikan orang jahat menjadi baik.

Yesus sebenarnya mengatakan kepada Filipus, "Dengarlah Aku! Lihatlah Aku! Dan percayalah!" Jelaslah bahwa cara untuk beriman kepada Yesus bukanlah berdebat mengenai Yesus, tapi mendengar dan melihat kepada-Nya. Jikalau manusia berbuat demikian, maka pengaruh pribadi Yesus itu mau tak mau akan membuat mereka percaya.

Mengenai Yohanes 5:37, ayat ini menyatakan bahwa :

"Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,"

Penulis kontradiksi ini tidak memperhatikan konteks ayat ini. Orang-orang Yahudi yang berdialog dengan Yesus Kristus pada saat itu memang tidak pernah mendengar suara Allah apalagi melihat wajah-Nya. Perkataan itu ditujukan kepada orang-orang Yahudi dan ayat di atas berkaitan dengan ungkapan Yunani autoV memarturhken peri emou, autos memarturêken peri emou, Dia yang bersaksi tentang Aku.

Ayat ini menunjuk kepada saksi Allah yang tidak kelihatan yang terdapat di dalam hati manusia. Orang Yahudi tentu akan menekankan bahwa tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Bahkan pada saat Dasa Firman diberikan, "suara kata-kata kamu dengar, tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara" (Ulangan 4:12).

Jadi perkataan Yesus Kristus bermakna bahwa "Memang benar Allah itu tidak kelihatan, demikian juga kesaksian-Nya, karena kesaksian-Nya itu adalah jawaban yang keluar dari hati manusia ketika manusia itu berhadapan dengan Aku." Jika kita diperhadapkan dengan Kristus, maka kita melihat di dalam Dia semua yang indah dan bijaksana; keyakinan seperti itu adalah kesaksian Allah di dalam hati kita.