Rabu, 11 Februari 2004

32) ALLAH ESA VS BUKAN ESA

32) 1 KORINTUS 8:6 VS ULANGAN 4:35 & MARKUS 12:29.
Dalam 1 Korintus, TERTULIS: "Paulus berkata: hanya ada satu Allah saja yaitu Bapa dan hanya ada satu Tuhan saja yaitu Yesus Kristus", TETAPI dalam Ulangan: "T
UHAN itulah Allah, dan kecuali Dia tiada yang lain lagi", dan dalam Markus: "Yesus berkata: Hai Israel, adapun Allah, Tuhan kita, Tuhan yang Esa". (bertentangan prinsip).

JAWAB :
(Kategori: salah memahami konteks historis)

IMAN KRISTEN MENGIMANI KE-ESA-AN ALLAH :
Ajaran Kitab Suci bahwa hanya ada satu Allah sangatlah penting untuk diperhatikan, terutama karena banyak yang tidak mempercayai ajaran ini. Ajaran ini sangat jelas sekali dalam PL dan PB.

Akulah TUHAN
( YAHWEH) dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, (Yesaya 45:5)

Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa T
UHANlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia. (Ulangan 4:35)

Rasul Paulus menulis kepada Timotius, “Karena Allah itu esa (satu) dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus” (1 Timotius 2:5); demikian juga tertulis pada ayat-ayat lain :


Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6)


Satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. (Efesus 4:6)


Yesus sendiri menekankan pentingnya ajaran Kitab Suci ini tentan ke-Esa-an Allah; ketika ia berkata:
Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. (Markus 12:29)

BAGAIMANA DENGAN AJARAN TRINITAS ?


TRINITAS adalah ajaran Kristen yang
dianggap paling kontroversial, karena ajaran ini bukan saja sukar untuk dimengerti, namun banyak menimbulkan kesalahpahaman dengan timbulnya anggapan miring bahwa ‘Allah Kristen’ itu tiga, jadi tidak dapat dikatakan sebagai termasuk monoteisme namun lebih tepat termasuk politeisme atau percaya akan banyak ilah. Sebaliknya karena Alkitab secara jelas membicarakan mengenai masalah ini, tentu ajaran Trinitas itu tidak akan pupus hanya karena adanya mereka yang tidak mempercayainya.

Sebenarnya, pengertian Trinitas/Tritunggal mengungkapkan bahwa Allah Itu Esa : (Ulangan 6:4; Gal.3:20), namun dalam keesaan-Nya itu menyatakan diri dalam Tiga Pribadi. Sekalipun demikian ke-tiga pribadi itu sehakekat dalam kesatuan pemeliharaan Allah.


Dalam Kejadian 1:26;
3:22; 11:7, kita melihat Tuhan menyebut diri-Nya dalam bentuk jamak (Kita). Kejadian 1:1-2 menunjuk Allah Bapa dengan Roh Kudus terlibat dalam penciptaan sedangkan Yohanes 1:1 menunjukkan Allah Bapa dan Logos/Firman/Yesus terlibat pada peristiwa yang sama. Jadi baik Roh Kudus maupun Yesus sudah ada sejak awal sama halnya dengan Bapa, dan ketiganya bersatu dalam penciptaan langit dan bumi (1 Yohanes 5:7-8).

1 John 5:7-8
KJV dengan Naskah Yunani Textus Receptus:
For
oti there are eisi three treiV that bear record marturew in en heaven ouranoV, the Father pathr, the Word logoV, and kai the Holy agioV Ghost pneuma: and kai these outoV three treiV are eisi one eiV.

And kai there are eisi three treiV that bear witness marturew in en earth gh, the Spirit pneuma, and kai the water udwr, and kai the blood aima: and kai these three treiV agree eisi in eiV one eiV.


Terjemahannya menurut KS-ILT sebagai berikut:

Sebab ada tiga yang bersaksi di surga: Bapa, Firman, dan Roh Kudus; dan ketiganya ini adalah satu. Dan ada tiga yang bersaksi di bumi: Roh, dan air, dan darah; dan ketiganya itu menjadi satu. (Ayat ini ada dalam Naskah Yunani Textus Receptus)

Kejadian 1 menunjukkan bahwa Elohim atau Allah Bapa itulah pencipta, namun kita melihat Mazmur 33:6 menyebut bahwa “oleh firman TUHAN (Ibrani: Dabar Yehovah) langit telah dijadikan” sedangkan Yesus disebut sebagai firman yang menciptakan segala sesuatu (Yohanes 1:1-18), jadi kedua pernyataan itu identik menunjuk pada yang Esa.


ALPHA DAN OMEGA

Yesus juga disamakan dengan ALLAH sebagai Alpha dan Omega (Wahyu 22:13; bandingkan dengan 1:8;21:6) dan Awal dan Akhir (Wahyu 1:17; 2:8; bandingkan 21:6; Yesaya 44:6;48:12). Ini menunjukkan bahwa Yesus sudah ada sejak awal sama dengan Bapa, jadi Yesus bukannya ciptaaan yang pernah tidak ada sebelum penciptaan melainkan sudah ada sebelum adanya ciptaan.

Sekalipun disebutkan bahwa tidak seorangpun melihat Allah, TUHAN menyatakan diri sebagai Malaikat TUHAN yaitu tiga orang yang bertemu Abraham (Kejadian 18:1-22). Ini tentunya menunjukkan oknum Yesus yang menjelma menjadi manusia, karena Ialah yang berfungsi menyatakan kehadiran Allah kepada manusia.

Yesus juga mengatakan bahwa Ia ada sebelum Abraham ada (Yohanes 8:58 ). Ayat terakhir ini sebenarnya berkata bahwa sebelum Abraham lahir Yesus itu ‘Ada’ (‘ego eimi’ yang artinya sama dengan ‘Aku adalah Aku’ dalam Keluaran 3:14). Dalam kitab Hakim-Hakim kita melihat ke tiga oknum TUHAN, Malaekat Allah dan Roh Tuhan bekerja bersama atas diri Samson.

Yesaya menyebut mengenai keesaan Allah (Yesaya 44:6;45:5,22; 46:9), namun dalam surat yang sama kita melihat ketritunggalan itu hadir bersama pula (Yesaya 40; 48:16-17).


YESUS DIPERMULIAKAN

Juga difirmankan bahwa ALLAH tidak akan memberikan kemuliaan kepada yang lain (Yes 42:8; 48:11), tetapi dalam inkarnasinya Yesus minta Bapa agar mempermuliakan Anak (Yohanes 17:1,5; Wahyu 14:7; 15:4) ini menunjukkan bahwa keduanya sama-sama dipermuliakan.

Petrus mengaku Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah (Mat. 16:16). Thomas memanggil Yesus Tuhan dan Allah (Yohanes 20:28) suatu pengakuan yang kelihatannya sudah menjadi pengakuan jemaat awal mengacu pada pengakuan pemazmur (35:32). Paulus dalam salamnya menyebut dua oknum Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus sebagai kesatuan terkait (1 Korintus 1:3). Demikian juga Yohanes 14-16 menyebutkan oknum Roh Kudus sebagai pribadi yang menyatu dalam ke’Allah’an, justru karena pribadi, Roh Kudus disetarakan dengan pribadi Bapa dan Anak dalam rumus baptisan (Matius 28:19).


YESUS ADALAH ALLAH

Sebagai contoh ayat Yesaya 9:5 jelas menunjukkan bahwa “Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal, dan Raja Damai” ditujukan kepada Yesus. Disebutkan bahwa Bapa mengatakan Anak sebagai ‘Allah’ yang diurapi ‘Allah’ (Ibrani 1:8,9) dan bukan hanya Bapa tetapi Anak pun disembah oleh malaikat dan dimuliakan (Ibrani 1:6; bandingkan Wahyu 1:17;4:10-11;14:7;15:4; dan 19:10;22:8-9). Yesus juga disebut “Imanuel” yaitu ‘Allah menyertai kita’ (Yesaya 7:14; Matius 1:23).


ROH KUDUS ADALAH ALLAH

Ayat-ayat di atas cukup jelas mengenai ke’Allah’an Yesus, dan bila kepribadian ‘Roh Kudus’ juga banyak dibuktikan dalam Alkitab, bagaimana kita bisa diyakinkan bahwa ‘Roh Kudus adalah Allah’?


Sekalipun tidak secara eksplisit disebutkan, kehadiran Roh Kudus selalu dikaitkan dengan Allah (Roh Allah & Roh TUHAN
=Roh YAHWEH). Roh Kudus juga terlibat dalam penciptaan sejak awalnya (Kejadian 1: 1-2).

Juga disebut agar ‘Jangan Mendukakan Roh Kudus’ dan ‘yang menghujat tidak akan diampuni’ (Matius 12:31). Menghujat Allah adalah sifat si Dajal (Wahyu 13:5,6) dan ‘neraka adalah tempat hukuman mereka yang menghujat Allah’ dan tidak bertobat (Wahyu 16:9).

TRINITAS DALAM ALKITAB

Sekalipun dalam PB istilah Tritunggal/Trinitas tidak ada. Namun petunjuk ke arah ke’tri’tunggalan ini sangat jelas, seperti dalam peristiwa pembaptisan Yesus (Matius 3: 16-17) dimana ketiga oknum itu menyatakan diri, demikian juga Amanat Agung penginjilan (Matius 28:19) yang diucapkan Yesus dengan jelas menyebutkan ke tiga oknum Allah dalam kesatuannya. Ketritunggalan itu juga tercermin dalam peristiwa pengurapan ‘Yesus yang berinkarnasi’ (Lukas 4: 18-19;Yesaya 61: 1,2).

Salam Berkat Paulus mengungkapkan keesaan tiga oknum (2 Korintus 13:13). Petrus menyebut Allah Bapa sebagai perencana, Roh sebagai pengudus, dan Yesus sebagai penebus (1 Petrus 1:2; bandingkan Yesaya 48:16-17). Jadi, ketritunggalan Allah berkaitan dengan pemeliharaan dan penebusan Allah yang menyeluruh kepada manusia.

Yesaya 48:16-17 mengungkapkan ketiga oknum Allah bersama-sama dalam karya keselamatan (bandingkan 1 Korintus 12:3-6), dan ‘jalan keselamatan’ yang digenapi oleh Yesus yang dirintis jalannya oleh Yohanes Pembaptis merujuk nubuatan Yesaya tentang ‘jalan keselamatan YAHWEH (Lukas 3:4-6; Yesaya 40:3-5).

Dari beberapa contoh ayat di atas kita dapat melihat bahwa pengertian Trinitas/Tritunggal sudah tersirat baik dalam PL maupun PB, dan sekalipun tidak dirumuskan dalam suatu rumusan doktrin tertentu, dapat dilihat bahwa disadari atau tidak, jemaat pada masa Yesus dan para Rasul sebenarnya sudah mengakui ketritunggalan Tuhan dan karena sudah jelas tidak perlu ada perumusan sebagai suatu doktrin.